بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Makan Gadung karena Tidak Punya Uang Untuk Beli Miras
Go Green

Clock Link

Saturday, October 10, 2015

Makan Gadung karena Tidak Punya Uang Untuk Beli Miras


CIAMIS– Tidak semua umbi-umbian bisa disantap dengan mudah. Salah cara makan, bisa-bisa keracunan. Parahnya lagi, sudah tahu bisa bikin keracunan, umbi-umbian justru sengaja dimakan. Alhasil, nasibnya bisa seperti lima pemuda di Ciamis, Jawa Barat ini. Usai makan umbi gadung, kelima pemuda langsung terkapar tak berdaya.
Lima pemuda tersebut ditemukan tak sadarkan diri di area objek wisata Icakan, Ciamis, Sabtu (10/10) sore. Sebelumnya, mereka memang sengaja memakan gadung agar bisa teler layaknya menenggak minuman keras. Bukan hanya pingsan, salah satu pemuda bahkan ditemukan sudah tewas.  
Korban yang terkapar itu adalah Ade Epul (19), Retno (19), Edi Sudrajat (17), Firman (19), dan Galih (19). Korban pertama asal Kecamatan Baregbeg meninggal di TKP. Sementaram empat lainnya da yang dirawat di Puskesmas Cipaku dan dirawat di rumah. 
Retno, salah seorang korban menuturkan kepda Radar Tasikmalaya (grup JPNN) tentang kronologis kejadian. Sabtu (10/10) pagi, sekitar pukul 09.00, dia berkumpul di rumah Galih di Cipaku bersama Ade Epul, Edi Sudrajat asal Baregbeg dan Firman asal Cikapu, Ciamis. 
Mereka awalnya berniat untuk pesta miras atau obat-obatan. Namun, karena minim fulus untuk membeli miras atau obat yang bikin teler, mereka pun mencari alternatif. Firman tampil menawarkan solusi ke rekan-rekannya untuk memakan gadung. Dengan meyakinkan, Firman layaknya sales meyakinkan teman-temannya bahwa umbi-umbian tersebut memiliki fungsi layaknya miras: bisa membuat pusing dan mabuk.
Penjelasan meyakinkan Firman membuat rekan-rekannya terhanyut dan manggut-manggut. Akhirnya mereka sepakat dengan usul Firman dna langsung mnecari gadung. Mereka mendapatkan gadung dari wilayah perkebunan yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Galih. 
“Saya nunggu di pinggir jalan, sementara Firman yang mencari gadung di hutan sendirian,” kata Retno.
Beberapa gadung berukuran kepalan tangan itu langsung dikupas dan digoreng oleh Retno dkk. Setelah matang, para pemuda ini langsung menyantap menu gadung goreng pengganti pesta miras. Sekitar pukul 12.00, mereka meluncur ke objek wisata Icakan. 
“sekitar pukul 14.00 sedang asik nongkrong kepala saya pusing. Ternyata teman-teman juga mengeluhkan rasa pusing dan mual,” terang Retno.
Dalam kondisi panik, tiba-tiba Ade Epul terkapar. Saat diperiksa ternyata sudah meninggal dan sempat dibawa ke RS Al Arif. Sementara, Retno baru tersadar setelah berada di Puskesmas Cipaku bersama Dedi Sudrajat. Mengenai Firman dan Galih tidak keracunan begitu parah. 
“Karena memang Firman dan Galih yang saya tahu makan umbi gadung sedikit, jadi yang paling banyak itu bertiga (Retno, Dedi dan Ade Epul, Red),” paparnya.
Korban lainnya, Dedi Sudrajat (17) mengaku hanya ikut-ikutan saja menuruti saran dari Firman untuk memakan umbi gadung. Namun, lama-lama dia pusing dan mual. “Jadi rencana ingin mabuk ini bersama-sama, karena memang beli minuman tidak punya uang,” paparnya.
Karlan (49), paman Ade Epul (19) tidak menyangka keponakannya meninggal dengan cepat akibat mabuk umbi gadung. “Saya tahu-tahu telah meninggal dan berada di rumah sakit Al Arif,” paparnya. Keluarga, tambah dia, sudah merelakan kepergian Ade.
Kasi Pemerintahan dan Trantrib Desa Sukamulnya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Iwan Setiawan mengatakan insiden tersebut sepenuhnya diserahkan kepada kepolisian. Keluarga korban pun sudah merelakannya. Setelah dari rumah sakit Al Arif, Ade dimakamkan. 
“Saya hanya mengetahui bahwa kelimanya itu ditemukan warga sudah dalam keadaan tergeletak di pinggir jalan di dekat wisata Icakan,” tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Kusnadi Erisyadi SH mengatakan laporan keracunan umbi gadung itu sudah ditangani. “Masih didalami dan yang selamat kami mintai keterangan dulu,” terang dia. (isr/dkk/jpnn)

No comments:

Post a Comment