بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Kalajengking Hewan Darat Tertua di Gondwana
Go Green

Clock Link

Monday, September 9, 2013

Kalajengking Hewan Darat Tertua di Gondwana


Seekor predator ganas dengan alat penyengat raksasa dan capit yang panjang merupakan fosil hewan darat tertua yang pernah ditemukan di bekas supercontinent (benua raksasa) Gondwana, menurut laporan dari penelitian terbaru.

Kalajengking berusia 360 juta tahun itu ditemukan di sebuah deposit fosil yang spektakuler di Afrika Selatan di Waterloo Farm dekat Grahamstown. Hingga kini, satu-satunya bukti hewan darat merayap purba yang menakutkan tersebut berasal dari Laurasia, benua raksasa di sebelah utara Gondwana.

Fosil tersebut membuktikan bahwa hewan-hewan invertebrata (tidak bertulang belakang), seperti kalajengking, menghuni Gondwana dan Laurasia selama periode Devonian. Pada zaman itu, kedua supercontinent terpisahkan oleh Samudra Tethys. Para peneliti menemukan pepohonan dan tanaman yang sama, serta ikan yang serupa, di kedua supercontinent, namun kalajengking dan hewan darat lainnya hanya terbatas ada di Laurasia.

Penemuan ini juga memperluas jangkauan hewan darat purba. Sebagian dari wilayah Gondwana berada di Kutub Selatan pada periode akhir Devonian (iklim Bumi kala itu lebih hangat dibandingkan sekarang), sementara sebagain besar wilayah Laurasia terletak di wilayah tropis yang lebih hangat. Lautan dangkal tempat bangkai kalajengking terkubur dan memfosil di lumpur hitam di lintang selatang dengan koordinat 80 derajar. 

“Apa yang kami lihat adalah bahwa ekosistem periode akhir Devonian tidak hanya berada di sepanjang daerah tropis, namun juga hingga ke wilayah dengan lintang yang lebih tinggi. Hal ini amat penting, karena ini sebenarnya adalah linkungan tempat tetropoda awal diperkirakan berasal pada periode terakhir Devonian,” ujar Robert Gess, seorang ahli paleontologi di Wits University, Afrika Selatan, yang menemukan fosil kalajengking tersebut. 

Hanya dua bagian dari kalajengking yang baru ditemukan tersebut - sebuah capit dan ekor - berhasil diselamatkan dari serpihan hitam di Waterloo Farm. 

Keseluruhan artropoda ini kemungkinan memiliki panjang 4 hingga 6 inci (setara 10 hingga 15 sentimeter), ujar Gess. Serpihan hitam terbentuk dari lapisan lumpur laut dangkal, namun keberagaman fosil dan keutuhan fosil serupa dengan yang ditemukan di Burgess Shale, Kanada, sebuah lingkungan laut dalam yang menjadi jendela mengenai kehidupan pada periode awal Cambrian, ujar Gess. 

Periode Cambrian, yang berlangsung dari 543 juta hingga 490 juta tahun yang lalu, menandai perluasan evolusi makhluk hidup yang menakjubkan.

“Kami bahkan belum selesai melakukan penggalian, namun ketika kami sudah selesai, ini akan menjadi salah satu situs terpenting periode akhir Devonian,” ujar Gess.

Waterloo Farm ditemukan saat pembangunan jalan raya pada 1985. Situs tersebut juga memiliki fosil ikan, tanaman, dan lamprey tertua di dunia, seekor ikan tanpa rahang dengan mulut bergigi melingkar. 

Gess meyakini ada lebih banyak hewan darat Gondwana yang belum ditemukan, baik di Waterloo Farm dan sisa-sisa supercontinent tersebut - Afrika, Amerika Selatan, India, dan Madagaskar.

“Terdapat sejarah panjang paleontologi di Eropa dan Amerika Utara, sementara di beberapa tempat seperti Afrika dan Amerika Selatan, belum banyak diketahui,” ujar Gess. “saya rasa kami akan menemukan lebih banyak fosil di masa depan,” ujarnya.Penemuan tersebut dipublikasikan pada 28 Agustus di dalam jurnal African Invertebrates. 

No comments:

Post a Comment