بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Ramadan, Mal Dubai Larang Pengunjung Berbaju Mini
Go Green

Clock Link

Monday, July 15, 2013

Ramadan, Mal Dubai Larang Pengunjung Berbaju Mini

Ramadan, Mal Dubai Larang Pengunjung Berbaju Mini  

TEMPO.CO, Dubai - Pada Ramadan 2013, sejumlah pusat perbelanjaan mengeluarkan kebijakan berpakaian bagi pengunjungnya. Misalnya saja The Dubai Mall dan Mall of the Emirates. Isi kebijakan itu adalah melarang pengunjung berpakaian mini. Melalui papan pengumuman, selebaran, dan layar LCD, manajemen mal mengingatkan pengunjung untuk menghormati kebudayaan Arab sepanjang Ramadan.

"Pusat perbelanjaan Dubai mengeluarkan kode berpakaian bagi pelanggannya," tulis Gulf News, Ahad, 14 Juli 2013. "Mereka meminta pengunjung berpakaian sopan, menutup bahu, serta lutut."

Kebijakan berpakaian tertutup ini disebut Uni Emirat Arab Dress Code. Menurut juru bicara UEA Dress Code, gerakan itu bertujuan untuk memastikan bila semua pengunjung mal menghormati kebudayaan Arab, terutama dari segi berpakaian. "Secara persuasif, kami mengingatkan setiap tamu pentingnya menghormati etos budaya daerah tertentu," katanya, seperti yang dikutip Emirat 24/7.

Kampanye UEA Dress Code pertama kali dilakukan pada Mei 2012, melalui Twitter. Gerakan ini merupakan penolakan budaya Barat, terutama dari segi berpakaian, yang kerap dibawa jutaan turis ke wilayah Uni Emirat Arab. Pencetus gerakan ini adalah penangkapan turis Inggris yang datang ke sebuah mal di Dubai dengan hanya dengan mengenakan bikini tiga tahun lalu. Hingga muncul pelbagai pendapat bila wisatawan perempuan itu tak menghormati budaya Arab.

Mayoritas masyarakat Dubai, tulis situs On Islam, mendukung kampanye UEA Dress Code ini. Misalnya saja Fathima Farook yang memuji inisiatif pengelola mal untuk memberikan selebaran larangan berbaju mini. "Saya benar-benar menghormati kebebasan. Namun, menunjukkan rasa hormat terhadap budaya suatu negara tidaklah membahayakan," ujar Farook.

Sementara warga lain berpendapat akan lebih baik kampanye tak berbaju mini itu tidak hanya dilakukan pada Ramadan saja. Kampanye baik dilakukan sepanjang tahun, selama turis Barat itu berada di kawasan Uni Emirat Arab. "Bahkan, beberapa pendukung UEA Dress Code menyarankan adanya denda bagi pengunjung mal yang melanggar aturan berpakaian," tulis On Islam.

Wisatawan asing, Max Calderan, menyambut positif kampanye UEA Dress Code ini. Bahkan, menurut dia, larangan itu sudah harus dipublikasikan di gerbang masuk negara-negara Uni Emirat Arab, seperti di bandara atau terminal bus. "Sehingga tidak ada alasan bagi turis Barat untuk berpakaian tak tertutup dengan alasan tidak mengetahui kebijakan ini," ujar Calderan.

No comments:

Post a Comment