بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Binatang-Binatang Pecinta Sesama Jenis
Go Green

Clock Link

Saturday, June 1, 2013

Binatang-Binatang Pecinta Sesama Jenis


Sejauh ini sebagian besar dari kita hanya memahami bahwa gejala homoseksualitas–k ecenderungan seksual terhadap sesama jenishanya terjadi pada manusia. Padahal, gejala homoseksualitas juga terjadi pada dunia binatang. Bahkan, sangat mungkin gejala pada hewan jauh lebih dulu daripada manusia. Sedikit dan masih terbatasnya pengetahuan kita terhadap sifat, ciri, dan perilaku binatang, menjadi faktor yang menyebabkan mengapa kita kurang bisa melihat” fenomena yang dianggap menyimpang tersebut.
Berdasarkan data, gejala homoseksualitas telah didokumentasikan pada hampir 500 spesies binatang.

Menurut para ahli, fakta ini menjadi indikasi bahwa pilihan seksualitas pada dasarnya adalah sebuah kodrat yang harus diterima dan dijalani. Yang lebih menarik, kecenderungan homoseksualitas tak hanya terjadi pada hewan-hewan menyusui (mamalia) atau yang memiliki hubungan kekerabatan (menurut cara pandang Teori Evolusi Darwin) dekat dengan manusia, tapi juga terjadi pada hewan vertebrata yang kekerabatannya jauh dengan manusia. Berikut ini ada sepuluh binatang yang tercatat berperilaku homo menurut versi LiveScience.com.


Simpanse Bonobo


Simpanses dianggap memiliki hubungan paling dekat dengan kehidupan manusia. Simpanse Bonobo termasuk hewan yang tak punya malu, mereka secara terbuka dan tanpa malu-malu melakukan kesenangan seksual. Hampir semua simpanse–kera tak berekor–yang dikenal sebagai pecinta damai ini adalah biseksual dan sering menyelesaikan konflik dengan cara mengedepankan bercinta, bukan perang. Mereka tergolong hewan yang sering bersetubuh, menjerit (melenguh) keras selama melakukan persetubuhan, dan sering pula terlibat dalam aktivitas homoseksualitas. Sekitar dua pertiga aktivitas homoseksualitas mereka dilakukan oleh simpanse betina. Jadi, sebagian besar simpanse adalah lesbian.


Kera muka merah


Kera muka merah (macaques) Jepang betina membentuk ikatan kuat satu sama lain dan secara monogami. Maksudnya, mereka hanya memiliki satu pasangan seksual pada saat bersamaan. Meski demikian, mereka memiliki beberapa hubungan ini selama masa pembiakan mereka. Si betina terlibat dalam a tivitas seksual seperti dalam bentuk rangsangan genital dan mengeluarkan suara kesukaan mereka yang khas dalam bentuk bunyi yang merdu. Demikian juga dengan sang jantan, terlibat dalam permainan homoseksual, namun mereka kemudian cenderung meninggalkan pasangannya segera setelah melakukan apa yang dalam dunia manusia sering disebut dengan a one night stand.


Bison Amerika


Di komunitas bison Amerika, pasangan homoseksual jantan-jantan cenderung lebih umum terjadi daripada pasangan heteroseksual jantan-betina. Hal ini terutama terjadi karena bison betina kimpoi dengan bison jantan hanya sekali dalam setahun. Selama musim kimpoi, bison jantan terlibat dalam aktivitas seksual sesama jenis yang berlangsung beberapa kali dalam sehari. Lebih dari 55 persen pasangan bison jantan muda adalah dengan jenis kelamin yang sama.


Lumba-lumba Hidung Botol


Pada lumba-lumba hidung botol, aktivitas homoseksual terjadi dengan frekuensi yang sama dengan permainan heteroseksual. Lumba-lumba hidung botol jantan biasanya bersifat biseksual, namun mereka melewati beberapa periode dengan menjadi homoseksual yang eksklusif. Aktivitas homoseksual amalia (binatang menyusui) di laut ini termasuk oral seks di mana seekor lumba-lumba mencoba merangsang lumba-lumba lainnya menggunakan moncongnya. Lumba-lumba jantan juga menggosok-gosokkan penisnya yang sudah ereksi kepada tubuh pasangan mereka.


Jerapah


Jerapah jantan tergolong sering melakukan percumbuan di antara mereka. Sering kali seekor jerapah jantan memeluk jerapah jantan lainnya sebelum ia pergi ke pasangannya (jerapah betina). Permainan “sayang-sayangan” ini bisa berlangsung cukup lama, satu jam. Menurut sebuah studi, satu dari 20 jerapah jantan ditemukan sedang berpelukan dengan jerapah jantan lainnya, meski hanya berlangsung sebentar. Dalam banyak kasus, aktivitas homoseksualitas lebih umum terjadi daripada heteroseksualitas.


Angsa Hitam


Pasangan homoseksual pada angsa hitam mencapai lebih dari 20 persen dari semua pasangan setiap tahunnya. Hampir seperempat dari seluruh keluarga angsa hitam diinduki oleh pasangan homoseksual yang tinggal bersama selama beberapa tahun. Pada saat itu, pasangan jantan menggunakan pelayanan angsa betina dengan cara kimpoi. Sekali angsa betina meletakkan telur, sang ayah mengusir pasangannya dan menetaskan telur-telur tersebut. Lain waktu, mereka menghalau pasangan heteroseksual dari sarang mereka dan mengadopsi telur-telur yang ada di sarang tersebut.


Paus Kelabu


Interaksi homoseksualitas menjadi sesuatu yang umum terjadi di kelompok ikan paus kelabu. Dalam suatu “pesta tergelincir dan meluncur” (slip and slide orgies), lima ikan paus jantan berguling-buling, menceburkan diri ke laut,dan
menggosokkan perut mereka terhadap ikan-ikan lain sedemikian rupa sehingga alat kelamin mereka saling bersentuhan.


Walrus


Walrus jantan belum mencapai kedewasaan seksual mereka hingga berusia empat tahun. Selama itu, mereka lebih banyak melibatkan diri secara eksklusif dalam hubungan seks sejenis (homoseksual). Walrus jantan yang lebih tua cenderung bersifat biseksual, kimpoi dengan walrus betina selama musim berbiak dan kimpoi dengan walrus jantan di sisa waktu tahun tersebut. Walrus jantan saling menggosok badan mereka, memeluk satu sama lain, dan bahkan tidur bersama dalam air.


Ayam jantan Guyana 


Ayam jantan Guyana (Guianan-Cock-of-the-Rock) menarik perhatian dengan bertengger seperti burung sambil memperlihatkan kebanggaannya dalam sikap homoseksualitas. Sekitar 40 persen populasi jantan terlibat dalam bentuk abktivitas homoseksualitas dan persentase kecil saja yang terlibat dalam hubungan heteroseksualitas dengan betina.

No comments:

Post a Comment