بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Dian Sastro: Yang Sombong Biasanya Justru Artis Asia | Blog Editor
Go Green

Clock Link

Friday, May 17, 2013

Dian Sastro: Yang Sombong Biasanya Justru Artis Asia | Blog Editor

Tepat setahun lalu Dian Sastrowardoyo melangkah di karpet merah Festival Film Cannes 2012, mewakili Indonesia bersama bintang-bintang L'Oreal lain dari berbagai negara. Tahun ini, aktivitas di dunia hiburan harus dikesampingkan oleh aktris yang dikenal lewat film "Ada Apa dengan Cinta" ini sembari menunggu kelahiran anak keduanya (Dian sedang hamil 8 bulan) dan menyelesaikan kuliah S2-nya. 

Ibu dari Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo ini sempat berbincang dengan Yahoo! tentang pengalamannya di Cannes tahun lalu dan tentang Maudy Koesnaedi, aktris yang akan mewakili Indonesia di Cannes tahun ini. 

Apa yang paling berkesan dari pengalaman datang ke Festival Film Cannes tahun lalu? Yang paling berasa waktu jalan di red carpet, karena aku belum pernah mengalami yang kayak gitu. Biasanya di Jakarta acaranya nggak sebesar itu. Aku baru tahu bahwa di festival film internasional, red carpet itu serius banget. Area untuk fotografernya sangat luas, wartawan dan fotografer semua pake jas dan tuksedo, nobody dressed inappropriately. Mereka udah stand by di situ dari jam tiga sore. Saat artis-artisnya datang juga ternyata udah diatur dengan cermat supaya jalan di red carpetnya nggak bergerombol. Digilir satu-satu jadi para fotografer bisa ngambil foto lebih gampang, nggak ketutupan. 

Berapa lama persiapan dandannya? Dandannya cepat loh, cuma dua jam. Di Indonesia kayaknya kalau mau ke red carpet dandannya heboh bener. Di sana tuh kita cepet, karena makeup artist-nya, Billie B, langsung meng-handle beberapa orang. Penata rambutnya juga satu. Jadi artis-artis nih antre tunggu giliran. 

Menurut Dian, bagi masyarakat Indonesia, apa pengaruhnya Dian datang ke Cannes? Saya senang dulu dikirim ke sana karena Indonesia bisa terwakili di ajang seperti ini, dan itu kesempatan yang jarang banget. Memang sih bu Christine Hakim pernah ke sana juga, sebagai juri, tapi kali ini kita di sana sebagai bintang L'Oreal. Udah waktunya dunia mengakui bahwa orang Indonesia juga cantik-cantik. Kita jadi terwakili dan lebih punya suara sebagai penonton dunia. Apa pendapat kamu tentang Maudy Koesnaedi yang tahun ini terpilih untuk berangkat? Saya bangga banget dia bisa mewakili kita karena secara pribadi saya dari dulu berpikir Mbak Maudy adalah perempuan yang sangat cantik dan Indonesia sekali. Orang di dunia luar sana akhirnya bisa lihat bahwa perempuan Indonesia tuh seperti Maudy, cantik dan pintar. 


Dian Sastro dan Andi MacDowell di Cannes 2012. (GettyImages) 

Kamu ketemu banyak seleb selama di Cannes. Siapa yang paling berkesan? 

Yang keliatan cantik banget sih Andi MacDowell. Tapi memang bener deh, artis tuh kesannya lebih "tinggi" dan diagung-agungkan kalo dilihat dari lensa kamera. Padahal pas ketemu, they’re just normal people. Andi McDowell orangnya juga enak diajak ngobrol. Dia bisa langsung curhat emak-emak tentang waktu dia baru ngelahirin dan udah disuruh syuting. Pas dia tahu aku punya anak juga, dia langsung, “kamu udah punya anak? Ya ampun!” terus langsung deh curhat. Aku pikir gila ya ini ibu-ibu seru amat, kayak auntie next door, nggak sombong, nggak berjarak. 

You know what, yang sombong-sombong justru kebanyakan bintang-bintang Asia, kayak artis Korea, Cina, Hong Kong, India, mereka agak snob. Karena mungkin mereka di negaranya sendiri terbiasa diagung-agungkan banget. Mereka kayaknya terbiasa dengan itu dan berangkat ke Cannes dengan pemikiran, 'gue bintang besar loh'. Sementara artis Hollywood biasa aja tuh. 

Harusnya ya jangan gitu-gitu amat ya, kalau pun kita merasa bintang besar, jangan mikir bahwa kita tuh manusia setengah dewa. Nggak usah segitu sombongnya. It’s just a job. Manusia semua kan sama. Waktu berinteraksi sama artis-artis Asia yang seperti itu, aku sampe bingung cari topik pembicaraan. Sementara sama artis-artis Hollywood malah mereka terus yang nanya-nanya duluan dan cari topik pembicaraan. 

Atau mungkin itu bedanya bintang lama dan bintang baru kali ya. Aku percaya bahwa semua bentuk kesombongan itu adalah insecurities. Karena dia belum jadi bintang Hollywood, dia jadi harus pasang atribut 'gue somebody nih!', padahal kalau udah beneran bintang terkenal sih nggak harus gitu. 

Tapi bener deh, yang aku dapat dari pengalamanku kemarin adalah, orang Indonesia harus pede dong! Di sana ternyata kita disambut banget oleh orang-orang Hollywood. We are citizen or the world, jangan merasa kecil karena kita "cuma" negara berkembang. Jangan kecil hati. Kita mungkin nggak sadar aja, tapi kita dianggap, kok. Cuma kadang-kadang kitanya yang minder duluan. 


Ada saran untuk Maudy gimana cara nanti dia mempromosikan Indonesia di Cannes? 

Just being there and being herself is more than enough. Maudy itu punya kepribadian yang sangat cantik, dia pintar, percaya diri, dan cantiknya Indonesia banget. Dengan ada di sana dan berinteraksi dengan banyak orang, kenalan, ngobrol, itu lebih dari cukup. Dunia bisa lihat di Indonesia ternyata ada orang-orang kayak gini. It’s a very good information to share to the world. Apalagi kalau dia cerita tentang Indonesia juga. 


Siapa pemain film favorit kamu? 

Hahaha... Jujur aja ya, sejak punya anak, aku jadi emak-emak banget. Aku selalu malas keluar rumah, nonton bioskop. Terakhir aku nonton itu "Iron Man 3", setelah 6-7 bulan nggak ke bioskop. Kalo aktor favorit, biasanya dulu waktu masih muda biar keren aku jawab Johnny Depp. Hahaha. Tapi aku suka Anne Hathaway, karena dia punya skill yang bervariasi, dia bisa memainkan karakter apa saja, nggak terpatok pada satu jenis karakter. 

Tapi all time favorite actress aku adalah Natalie Portman. Dia bukan cuma cantik dan berbakat, tapi juga sangat pintar. Leonardo DiCaprio aku juga suka karena dia selalu ambil peran yang menantang. 


Dian dan Robert Pattinson. 


Robert Pattinson? 

Aku kemarin ketemu Robert Pattinson di Cannes, but I'm not a big fan of him. Kebetulan aku lihat dia duduk tepat di belakang aku, jadi aku pikir, aku mau melakukan sesuatu untuk cewek-cewek di Indonesia yang ngefans sama dia. Baterai ponselnya udah tinggal 10 persen, tapi aku udah bodo amat deh. Aku mau foto dan upload di Twitter karena saat itu aku lagi live-twit juga. 

Akhirnya aku ngebalik ke belakang dan bilang, "Hi, I'm sorry to bother you, but can we take a picture? I come from Indonesia, a very far country, and there are a lot of your fans there. Can we do this for them?" 

Buat dia sih gampang banget, ya. Karena dia duduk tepat di belakangku, dia cuma harus nongolin kepala doang. Aku pegang HP sendiri juga, nggak dipegangin orang lain, supaya cepet. Hidungku kelihatannya gede banget di foto itu, hahaha... Tapi aku bodo amat lah, yang penting fans seneng. 


Ngomong-ngomong, anak pertama baru 2 tahun, sudah mau punya adik lagi. Ini nggak sengaja atau memang direncanakan?

Memang sengaja sih. Aku sama suamiku memang nggak mau nggak mau anakku kelamaan jadi anak tunggal. Dari dulu memang rencananya kalau bisa 2 tahun aja. Sekarang dia udah jadi anak emas eyang-eyangnya. Kalau kelamaan jadi anak tunggal, aku takut susah ngajarin dia untuk berbagi. Jadi memang kayaknya udah harus dikasih adik. 


Ada rencana untuk balik main film lagi? 

Sekarang sih fokus aku masih keluarga, ya. Karier masih, tapi lebih ke iklan, bukan film. Aku juga sekarang lagi kuliah S2 di UI (Universitas Indonesia), gara-gara aku latah liat Annisa Pohan. Hahaha. Aku sebetulnya udah dari 2 tahun lalu ikut tes penerimaan di UI Depok, dan alhamdulillah keterima. Tapi waktu itu anakku masih umut 6 bulan. Nggak tega ninggalin anak. Akhirnya aku tulis surat ke UI, nanya bolehkah aku mulai kuliahnya mundur aja saat anakku udah bisa ditinggal. Eh, ternyata boleh. Sekarang udah semester 1 nih, sebentar lagi UAS. 


S2 ambil jurusan apa? 

Aku ambil manajemen keuangan karena itu yang aku paling nggak bisa. Aku terakhir ini kerja di perusahaan konsultan, dan karena latar belakang pendidikanku filsafat, ternyata banyak keterbatasan di kajian kualitatif. Aku ingin dapet kemampuan yang lebih eksak supaya kalau ngomong dengan klien bisa ngomongin profit revenue, dan aku juga bisa ngerti manajemen solusi bisnis. 


Dian kini sedang menanti kelahiran anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Jadi memang tujuannya kerja kantoran, ya?

Aku nggak membatasi diri mau kerja kantoran atau jadi aktris. Aku cinta film dan aku akan tetap bergerak di industri itu, tapi aku nggak membatasi diri hanya jadi bintang filmnya saja. Kan aku bisa jadi produser, mikirin duitnya gimana caranya supaya balik. Itu kan salah satu cara menghidupakn perfilman Indonesia juga. Saat ini nggak banyak orang film yang benar-benar ngerti produksi dan aspek finansial dan bisnis dari film. Nia Dinata dan Mira Lesmana, mereka udah mikir ke situ. Makanya aku ambil manajemen keuangan juga supaya aku bisa belajar tentang hal ini dan nantinya bisa terjun ke perfilman Indonesia dari aspek ini. 


Menurut kamu bisakah perempuan sukses di keluarga tapi sukses juga dalam karir? 

Buat aku sih nggak fair kalau perempuan harus memilih salah satu. Karir dan keluarga itu bukan sesuatu yang harus dipilih, karena kita bisa menjalani dua-duanya dan sukses di kedua bidang tersebut. Kita bisa aja sibuk kerja di kantor sampai malam, tapi setiap ketemu anak selalu memastikan itu quality time. Siapa yang bisa men-judge hubungan kita dengan anak kita? Orang lain kan nggak tahu. Bisa aja ada wanita karier yang mencurahkan 130 persen sebagai seorang ibu, dan ada juga ibu rumah tangga yang sibuk sendiri dan nggak bicara hati ke hati sama anaknya. 

Jadi ibu rumah tangga dan nggak bekerja juga bukan berarti nggak bisa berkembang. Aku yakin perempuan Indonesia pintar-pintar, dan semua perempuan pasti ingin mengembangkan diri. Dan kita bisa kok, mengakali supaya kita tetap bisa mengembangkan diri sekaligus tetap jadi istri dan ibu yang baik. 


Artis zaman sekarang kan ambisinya ingin go international tuh. Dian gimana? 

Hmmm, nggak terlalu sih sebenernya, aku cukup domestik aja. Hahaha. Aku udah cukup puas, dan aku orangnya nggak terlalu ambisius. Mungkin karena aku udah di umur yang aku merasa lebih baik aku mengelola apa yang udah aku punya, daripada aku mengejar-ngejar apa yang belum aku punya. Aku sudah bahagia dengan apa yang aku punya saat ini. 

yahoo.com

No comments:

Post a Comment