بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Apakah Kejayaan Chris John Memudar?
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 23, 2013

Apakah Kejayaan Chris John Memudar?


Chris John menorehkan kekecewaan di hati banyak penggemarnya lantaran petinju kebanggaan Indonesia ini gagal menyuguhkan pertarungan hebat pada Minggu, 14 April 2013 lalu. 

Chris “The Dragon” John sebenarnya masih berupaya mengejar mimpi, menambah koleksi kemenangan KO (yang saat ini baru mencapai angka 22). Selain itu, dia juga berharap mengalahkan rekor petinju Meksiko Ricardo Lopez yang tak terkalahkan 51 kali. Tetapi apa boleh buat, usia tidak bisa berbohong. Di usia 34, Chris John harus lebih realistis. 

Dalam pertarungan terakhir melawan Satoshi Hosono (Jepang), Chris John langsung berdarah-darah di hadapan penonton di Senayan, Jakarta. Padahal laga baru masuk ronde ketiga. Beberapa pihak bertanya-tanya, apakah ini tanda kejayaan Chris memudar? 

Muka Chris bercucuran darah akibat luka menganga di dahi dekat mata kanannya. Tak heran, Rafael Ramos (AS) pun memutuskan laga berakhir dengan hasil technical draw. Chris John, petinju asal Banjarnegara itu hanya mampu menambah koleksi hasil seri. Kini, dia menorehkan tiga kali seri dari 51 laga yang telah dilakoni. 

Pelatih sekaligus manager Chris John, Craig Cristian sempat menuding ada kecurangan di balik hasil pertandingan. Entah benar atau tidak, sebenarnya ada faktor lain yang mungkin perlu dilihat lebih saksama. 

Sejak awal laga, Chris John menunjukkan gaya bertanding petinju pejuang — sesuatu yang selama ini bukan andalan utamanya. Dengan gaya bertinju lebih agresif, kita sebetulnya sangat ingin melihat Chris mengakhiri pertandingan dengan lebih menarik. Tetapi Hosono, peringkat 6 WBA, tentu bukan lawan yang bisa diremehkan begitu saja. Benturan keras tak terelakkan. Darah terus mengalir ke area mata Chris John dan pertandingan pun dihentikan. 

Mengapa Chris John bermain agresif? Dia selama ini sudah terbiasa dengan menang angka. Sebanyak 26 dari total 48 kemenangan yang diraihnya adalah berkat keputusan wasit. Gara-gara ini, dia banyak mendapat kritik sehingga keinginannya pun timbul untuk memukul KO lawan. 

Keinginan itu mulai dia coba wujudkan saat melawan Fernando Saucedo (Argentina). Chris waktu itu sesumbar akan memukul jatuh Fernando sebelum lonceng ronde ke-10 berdentang. Seolah membuktikan perkataannya, sejak ronde pertama Chris menyerang bertubi-tubi. Amat berbeda dengan gaya ortodoks yang biasa dia perlihatkan. Tapi sayang, Chris seperti tak punya pukulan mematikan. Ketika lonceng ronde terakhir dibunyikan, dia pun harus puas dengan menang angka. 

Dari 12 kali pertarungan Chris John sebelumnya, lima di antaranya merupakan pertarungan wajib (yang terakhir kali berlangsung saat melawan Hiroyuki Enoki di Jepang, 24 Oktober 2008). Tujuh kesempatan lainnya didapat Chris melalui pertarungan pilihan. Salah satunya saat menang angka mutlak atas petinju tuan rumah, Rocky Juarez di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, 19 September 2009. Setelah Saucedo, Chris John juga sudah melakoni lima pertarungan pilihan sampai yang terakhir Satoshi Hosono. 

Tentunya, catatan penting lainnya masih terus dikejar Chris John di masa-masa mendatang. Apalagi, nama besarnya seakan masih belum habis dari pesaing lainnya dari dalam negeri. 

Apakah kejayaan Chris John mulai memudar? Hmm, lebih baik kita nantikan gebrakan Chris John lainnya.

No comments:

Post a Comment