http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/kondisi-pesut-mahakam-di-perairan-kalimantan-timur-kritis
Apa Itu Pesut :
Sungai mahakam adalah tempat ikan ini berada. Terdapat Legenda mengenai ikan ini. Menurut penduduk sekitar sungai tersebut Pesut bukanlah sembarang ikan tetapi adalah jelmaan manusia.
Sungai mahakam adalah tempat ikan ini berada. Terdapat Legenda mengenai ikan ini. Menurut penduduk sekitar sungai tersebut Pesut bukanlah sembarang ikan tetapi adalah jelmaan manusia.
Legenda Ikan Pesut:
http://www.kutaikartanegara.com/legenda_pesut.html
Jumlah populasi Pesut Mahakam saat ini diperkirakan tidak lebih dari 50 ekor, bahkan menurut data CITES, jumlahnya tinggal sekitar 34 ekor saja. Di dunia internasional, hewan mamalia air tawar ini termasuk dalam daftar CITES yang digolongkan ke dalam Lampiran 1 atau terancam punah.Padahal pada sekitar tahun 1970 populasi Pesut masih ada antara 100-150 ekor yang berlokasi di Danau Melintang, Danau Semayang, Sungai Pela, dan sebagian Sungai Mahakam.Dengan kondisi yang berkurang 30 persen dalam tempo 25 tahun, keberadaan spesies Pesut Mahakam dikhawatirkan mengarah kepada kepunahan.Namun populasi Pesut menurun tidak hanya di Sungai Mahakam. Keberadaan Pesut di dunia juga mengalami tren menurun akibat memburuknya kualitas lingkungan perairan yang terkait dengan pasokan sumber makanan.Menurut Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, diperlukan strategi perlindungan yang terkait dengan biologi dari Pesut. Salah satunya adalah dengan memperbaiki tempat-tempat yang menjadi sumber makanannya--mengingat 80 persen dari aktivitas hidup Pesut adalah untuk mencari makanan.
Eksistensi pesut mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik Kalimantan Timur, mendapat ancaman tambahan dari pembukaan lahan perkebunan sawit. Polutan dari kebun-kebun sawit mengakibatkan air tercemar, dan ikan yang menjadi makanan pesut semakin berkurang.
Peneliti pesut mahakam dari Universitas Amsterdam, Belanda yang bekerja sama dengan Yayasan Konservasi untuk Spesies Air Tawar Langka Indonesia (RASI) Danielle Kreb menyatakan, jumlah populasi pesut mahakam di pesisir Kalimantan Timur pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 90 ekor. Namun, kondisi populasinya ini kian memprihatinkan.
"Habitat hidup pesut terkonsentrasi pada aliran sungai yang dalam, padahal daerah tersebut merupakan daerah penangkapan ikan, sehingga lalu lintas angkutan sungai pun semakin ramai. Akibatnya, banyak pesut yang terjerat jaring nelayan atau tertabrak kapal speedboat," kata Kreb pada lokakarya Pelestarian Pesut Borneo, di Jakarta (20/3).
Jumlah populasi Pesut Mahakam saat ini diperkirakan tidak lebih dari 50 ekor, bahkan menurut data CITES, jumlahnya tinggal sekitar 34 ekor saja. Di dunia internasional, hewan mamalia air tawar ini termasuk dalam daftar CITES yang digolongkan ke dalam Lampiran 1 atau terancam punah.Padahal pada sekitar tahun 1970 populasi Pesut masih ada antara 100-150 ekor yang berlokasi di Danau Melintang, Danau Semayang, Sungai Pela, dan sebagian Sungai Mahakam.Dengan kondisi yang berkurang 30 persen dalam tempo 25 tahun, keberadaan spesies Pesut Mahakam dikhawatirkan mengarah kepada kepunahan.Namun populasi Pesut menurun tidak hanya di Sungai Mahakam. Keberadaan Pesut di dunia juga mengalami tren menurun akibat memburuknya kualitas lingkungan perairan yang terkait dengan pasokan sumber makanan.Menurut Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, diperlukan strategi perlindungan yang terkait dengan biologi dari Pesut. Salah satunya adalah dengan memperbaiki tempat-tempat yang menjadi sumber makanannya--mengingat 80 persen dari aktivitas hidup Pesut adalah untuk mencari makanan.
Eksistensi pesut mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik Kalimantan Timur, mendapat ancaman tambahan dari pembukaan lahan perkebunan sawit. Polutan dari kebun-kebun sawit mengakibatkan air tercemar, dan ikan yang menjadi makanan pesut semakin berkurang.
Peneliti pesut mahakam dari Universitas Amsterdam, Belanda yang bekerja sama dengan Yayasan Konservasi untuk Spesies Air Tawar Langka Indonesia (RASI) Danielle Kreb menyatakan, jumlah populasi pesut mahakam di pesisir Kalimantan Timur pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 90 ekor. Namun, kondisi populasinya ini kian memprihatinkan.
"Habitat hidup pesut terkonsentrasi pada aliran sungai yang dalam, padahal daerah tersebut merupakan daerah penangkapan ikan, sehingga lalu lintas angkutan sungai pun semakin ramai. Akibatnya, banyak pesut yang terjerat jaring nelayan atau tertabrak kapal speedboat," kata Kreb pada lokakarya Pelestarian Pesut Borneo, di Jakarta (20/3).
Menurut WWF
Selain itu bahan-bahan kimia dari perusahaan penambangan emas, juga sangat meracuni ikan. Ditambah lagi sekarang, ujarnya, pupuk serta herbisida dari perkebunan sawit yang memanfaatkan area di tepi sungai ikut mengontaminasi aliran air dan menyebabkan ikan mati.
Gangguan lain bagi pesut adalah aktivitas tambang batu bara. "Pengangkutan batu bara dengan kapal ponton menganggu indera pesut. Pesut yang mencari dan menangkap ikan dengan mengandalkan sonar (echolocation) jika telinganya rusak, mereka tidak dapat menemukan makanan."
Seumur hidup selama ane tinggal di Samarinda. Ane belum pernah liat langsung hewan ini. Keberadaan hewan ini cukup jauh. Dan banyak yang mengatakan orang yang melihat ikan ini, HOKI banget. Susah untuk melihat ikan pesut ini berenang di sungai Mahakam.
No comments:
Post a Comment