بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Ghent Altarpiece, Pencurian Karya Seni Paling Sempurna
Go Green

Clock Link

Thursday, November 22, 2012

Ghent Altarpiece, Pencurian Karya Seni Paling Sempurna


Tersangka utama sebuah pencurian karya seni dilaporkan pernah berkata dengan sisa napas terakhirnya: “Hanya saya yang mengetahui letak ‘Adoration’ itu…”

Sudah 70 tahun lebih sejak kejadian itu, keberadaan sebuah panel yang menjadi milik salah satu karya seni lukis Barat, “Adoration of the Mystic Lamb”, yang juga dikenal sebagai “Ghent Altarpiece”, masih menjadi misteri.


Saint Bavo, sebuah katedral bergaya gothik, telah menjadi pusat kejahatan yang membingungkan dunia seni selama beberapa dekade.



“The Just Judge” adalah multipanel gothik karya Van Eyck yang hilang sejak 1934. Arsene Goedertier, yang jadi tersangka utama, menderita stroke dan meninggal setelah membisikkan kata-kata penting tersebut kepada seorang sahabatnya.

Ghent mengalami dua perampokan pada malam 10 April 1934, “Salah satunya adalah sebuah keju gelondongan,” kata detektif Jan De Kesel. “Yang lainnya adalah panel tersebut.”

Penyelidikan pencurian karya seni yang lamban terhadap panel kecil “Adoration of the Mistic Lamb” yang menampilkan St. John the Baptist, juga dibatalkan.

“Jangan tertawa,” kata De Kesel, itu merupakan salah satu kisah pencarian karya seni terpanjang oleh para detektif, “Saat itu 1934, masa depresi ekonomi, dan keju gelondongan menjadi prioritas.”

Tidak ada kemajuan penyelidikan sampai panel John the Baptist ditemukan di tahun berikutnya di tempat penyimpanan barang di sebuah stasiun kereta api di Brussel yang terbungkus dalam kertas berwarna cokelat. Itu bukanlah pertanda suara hati mengenai pengakuan tindak criminal, itu hanyalah pembuktian cara pemerasan yang dilakukan oleh pencuri “The Just Judge”. 

Sebuah catatan menuntut satu juta francs Belgia (sekitar Rp300 juta), jumlah yang besar untuk saat itu, untuk mengembalikan panel tersebut.

Uskup setempat hanya bisa memberi sedikit dari tuntutan tersebut dan surat pemerasan terus dikirimkan sejak saat itu.


Kemudian Goedertier meninggal, menyisakan petunjuk lainnya dalam pengakuannya, “Di kantorku…laci….lemari.” Di sana, salinan dari surat pemerasan yang lama dan sebuah konsep surat pemerasan yang baru ditemukan.

Misteri bertambah ketika salah satu surat pencuri berbunyi, “’The Just Judge’ berada di sebuah tempat yang baik saya maupun orang lain tidak dapat mengambilnya tanpa menyita perhatian publik.” Polisi juga menemukan gambaran yang sulit dipecahkan yang kemungkinan menunjukkan tempat karya seni tersebut disembunyikan.

Sejak saat itu, Belgia menjadi tempat perburuan harta selama beberapa dekade, yang di antaranya telah menarik minat, para pengemudi taksi, ilmuwan komputer, pengacara, dan pensiunan inspektur polisi.

Dari peramal hingga pencarian endoskopi yang dilakukan SS Nazi, semuanya sia-sia. Penyelidik amatir bahkan menggali sebuah monumen penting karena menduga panel tersebut mungkin disembunyikan di sana.

Salah satu teori yang terkenal menyebutkan bahwa Goedertier, seorang pialang saham, kemungkinan tidak pernah membawa panel itu keluar dari katedral tersebut, namun menyembunyikannya di suatu tempat. Namun mengangkat setiap kaca atau bagian lantai yang besar dari St. Bavo bisa mengakibatkan risiko kerusakan serta biaya yang tinggi terhadap bangunan bersejarah tersebut.

“Bahkan tidak ada indikasi bahwa panel tersebut disembunyikan di bagian gereja itu,” kata De Kesel. “Dan saya katakan, bahwa ada banyak tempat yang harus dicari.”

Mungkin jawaban yang paling mendekati saat ini adalah dari bart Devolder ahli restorasi di Museum of Fine Arts, Ghent. Ia bekerja dalam restorasi lukisan abad ke-15 paling ambisius. Devolder berharap restorasi selama lima tahun akan meningkatkan minat dalam kasus pencurian “The Just Judge”, yang seelumnya pernah diganti oleh sebuah salinan karya seni yang terkenal dari ahli restorasi Jozef Vander Vaken pada 1941.

Restorasi yang tengah berjalan itu “menawarkan kesempatan untuk mendorong pencarian terhadap karya seni tersebut,” kata Devolder dalam sebuah wawancara. “Ini benar-benar menggangguku bahwa pekerjaan kami belum selesai.”

“The Adoration of the Mystic Lamb” diselesaikan pada 1432 saat masa Renaissance, dan detail serta kesan cahaya karya seni itu tidak lekang dimakan waktu.


Banyak restorasi yang dilakukan pada Sistine Chapel di Roma 12 tahun yang lalu berhasil menyingkirkan debu dari lukisan indah karya Michael Angelo, ada harapan yang sama bahwa hal itu juga terjadi di “Ghent Altarpice” yang dilakukan atas usaha Devolder.

“Jika kami membersihkan lapisan yang menguning, orang-orang dapat menyaksikan kehebatan Van Eyck lebih baik lagi,” kata Devolder.

Dia terus berharap bahwa suatu hari nanti dia dapat merestorasi “The Just Judges” dengan tangannya sendiri. “Saya yakin itu akan membutuhkan kerja keras,” katanya, “tergantung di mana karya itu disimpan.”

No comments:

Post a Comment