بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Tips MENCARI Kerja part 1 : Memilih Jalur Karir
Go Green

Clock Link

Monday, October 1, 2012

Tips MENCARI Kerja part 1 : Memilih Jalur Karir

sumber: http://careers.jobstreet.co.id/job-search/choosing-your-career-path


Pilihan karir Anda harusnya berdasarkan pada “kebahagiaan yang dirasakan dari pekerjaan”, “potensi imbalan”, dan “peluang kesuksesan anda dalam pekerjaan tersebut”. Pilihan Karir ini, kadang berhubungan dengan jurusan dan gelar kesarjaan Anda, kadang pula tidak.

Dalam adat perkuliahan, jalan karir kita biasanya sudah diarahkan atau bahkan didikte agar sesuai dengan jurusan. Hal semacam itu sekarang bukan lagi sebuah patokan yang pasti, syukurlah, berkat Allah yang mengaruniakan kemajuan teknologi, makin banyak pula jenis pekerjaan, makin banyak keterampilan yang mana sekarang justru bisa dipelajari dengan cepat dan mudah. Lulusan Agribisnis sekarang bisa jadi Web Programmer, Perawat bisa jadi Encoder (programmer), Insinyur pun bisa jadi orang HRD Professional, sarjana Biologi jadi pegawai bank, dan lain sebagainya.


Di jaman sekarang ini, hanya karir yang benar-benar "terspesialisasi"-(semisal bidang hukum, kesehatan, keteknikan dan semacamnya)-lah yang mengharuskan latar belakang pendidikan dan gelar kesarjanaan tertentu. Diluar itu, Perusahaan sekarang cenderung menganggap bahwa pendidikan perkuliahan adalah pondasi dasar untuk membangun keterampilan dasar karyawan. Dan nantinya sebelum masuk dunia kerja, calon karyawan akan dibekali dengan keterampilan yang lebih spesifik. 

Jika Anda bagus dalam komunikasi, bagus dalam berhitung , dan memiliki keterampilan analisis dan pemahaman yang mendalam, Anda pasti akan memiliki kesempatan yang cukup bagus untuk mendapatkan pekerjaan, nggak peduli latar belakang ataupun title anda.


Perkembangan ini sekarang menjadi dilemma buat para lulusan perguruan tinggi. Mau lanjut ke pekerjaan yang sesuai dengan yang sudah dipelajari dan dipersiapkan dengan empat - lima tahun kuliah ? Atau memilih nyoba-nyoba pekerjaan yang ga nyambung dengan jurusan Anda? Kalau Anda memilih pindah jalur, seberapa besarkah peluang mencapai SUkKSES?


Untuk membantu Anda menemukan jawabannya, anda harus bertanya dan menjawab pertanyaan berikut ini pada diri anda sendiri:

Pertanyaan_1: 

Apa sih sebenarnya yang menjadi ketertarikan dan kegemaran saya dalam hidup ini? 
Akankah saya bahagia jika mengambil pekerjaan tersebut?

Beberapa orang masuk ke kampus dan dunia perkuliahan namun masih memiliki keraguan akan masa depan mereka, belum memiliki gambaran yang jelas, atau bahkan kurang mengerti potensi dirinya sendiri dan mengapa mengambil jurusan tersebut. Belum paham benar, ingin menjadi apa di dalam kehidupan mereka? Inilah sebuah kelemahan yang membuat miris, karena sejak tahun pertama perkuliahan adalah langkah awal kita menjadi seorang dewasa, dan langkah tersebut benar-benar berdampak besar pada kehidupan dewasa kita. Mungkin ada pengaruh orang tua, ( ayah saya pengacara, saya juga ingin jadi pengacara.) pengaruh teman sebaya (teman-teman saya pada masuk teknik, jadi saya ikut saja). Kadang ada yang beranggapan bahwa itu adalah alasan yang keren untuk diambil.

Jika Anda mengambil alasan yang Anda inginkan, dan YAKIN bahwa Anda akan BAHAGIA dalam menjalaninya seumur hidup Anda, maka ambillah pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan Anda.

Namun jika Anda merasa pilihan tersebut bukanlah pilihan yang baik, dan pekerjaan yang berkaitan dengan itu akan membuat Anda merana dan tidak bahagia, maka pertimbangkanlah untuk mengambil pekerjaan yang benar-benar Anda sukai meskipun tidak ada hubungannya dengan gelar Anda. 



Jika Anda masih belum menguasai atau belum memiliki keterampilan yang sesuai untuk pekerjaan tersebut, maka ambillah kursus-kursus yang lebih spesifik, sesuai kesukaan Anda walaupun tidak sesuai dengan jurusan Anda. INVESTASI KECIL itu akan memberikan perbedaan yang berlanjut HINGGA AKHIR HAYAT. Pemberi kerja yang prospektif bahkan mungkin menghargai diri anda, atas kejujuran anda atas diri anda sendiri, dan memiliki kekuatan dan keberanian untuk melakukan koreksi, kemudian mengambil jalan yang membuat hidup anda lebih bahagia dan bermakna.

Sedikit cerita. Sebentar aja, Cuma satu paragraf . Waktu kami dulu membuka usaha desain dan produksi web, kira-kira setahun yang lalu, salah satu pelamar lowongan desainer web adalah seorang cewe lulusan akuntansi, dan sudah pernah bekerja untuk sebuah bank yang cukup ternama. Dia sangat menyukai internet, sangat sangat sangat suka, sehingga dia ambil kursus desain web setelah jam kantor, dan selanjutnya dia mendesain dan mengembangkan laman web pribadinya.


(Koreksi. Dua paragraph ding. Peace ya V(^_^ ) ). Skill si cewe pelamar tadi masih kasar dan kalau dibandingkan dengan pelamar yang lain, dia masih terbilang terbatas. Bagaimanapun, minat dan komitmennya untuk belajar terpancar dari sorot matanya, maka dia pun kami pekerjakan. Dalam beberapa bulan, sejumlah training dan pendalaman membuat si cewe terpoles lebih halus lagi, membuatnya lebih skillful, terampil dan lebih berpengalaman dalam performanya sebagai co-worker desainer web.


Pertanyaan_2: 

Karir yang akan kuambil, apakah itu akan memberikan imbalan financial?

Salah satu faktor penentu dalam memilih sebuah kursus atau pelatihan adalah KELAYAKAN FINANSIAL. Apakah ia layak diambil atau tidak. Akankah pelatihan tersebut meningkatkan peluang mendapatkan kerja atau tidak. Kapankah MODAL yang dikeluarkan untuk biaya pelatihan akan KEMBALI, dalam bentuk apa ia kembali? Hal-hal semacam itu memicu pendaftaran masal pada jurusan-jurusan keperawatan, terapi fisik (pijat, massage, tata rias, dll), pemrograman komputer, dan berbagai jurusan lain, terutama yang sedang ngetrend. Padahal di kemudian hari, berlebihnya pasokan lulusan dan merosotnya lowongan di bidang teresebut akan memaksa para sarjana dari bidang-bidang yang “jenuh”(terlalu banyak lulusannya) untuk beralih karir.

Tanyakanlah pada diri Anda sendiri, apakah karir yang Anda pilih memiliki keberlangsungan financial? Mampukah ia menghidupi Anda? Jawaban jujur anda, bersama dengan jawaban-jawaban atas pertanyaan lain di atas, akan mengarahkan anda ke jalur karir yang benar.


Pertanyaan_3: 

Apakah aku memiliki suatu kelebihan untuk mengejar karir impianku? 
Atau justru memiliki kekurangan? Seberapa besarkah peluang sukses saya?


Jika Anda memutuskan untuk mengambil jenis pekerjaan yang tidak berkaitan dengan jurusan Anda, periksalah kompetisi untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Apakah BACKGROUND JURUSAN Anda akan jadi penghalang atau justru meningkatkan peluang? Sarjana Teknik yang mencoba masuk Manajemen HRD kemungkinan memiliki skill menghadapi dan menilai orang yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lulusan Psikologi. Bagaimanapun, dia mungkin akan memiliki peluang yang lebih bagus dalam Sistem HRD, karena dia memiliki kompensasi kekuatan di bidang hitungan matematis. Faktanya, banyak Sarjana Teknik yang cukup unggul di bidang profesi HRD umumnya mengawali karir mereka dari kompensasi tersebut.


Sementara itu, beberapa jenis pekerjaan menawarkan awal yang setara bagi semua Cakar (calon karyawan), tanpa memandang background jurusan atau kursus yang pernah diikuti. Sekertaris, Juru tulis, petugas administrasi adalah beberapa contoh yang mirip-mirip, di berbagai divisi / bidang pekerjaan, kebanyakan mencakup job desk input data, menyiapkan laporan, menjaga laporan-laporan dan catatan, koordinasi dan semacamnya. Jika Anda merasa puas menjalani pekerjaan semacam itu sepanjang hidupmu, maka tidak perlu khawatir tentang apakah Anda memiliki keunggulan kompetitif atau tidak. Namun jika Anda ingin tambahan, peningkatan skill atau pengetahuan, maka Anda perlu mencarinya secara mendalam.



Jika dirangkum, kira-kira pertanyaan diatas bisa member arahan untukmu seperti ini:


Rangkuman Guideline: 

Guideline-1: 
Apakah engkau bahagia dengan jurusan yang engkau ambil, dengan kursus yang engkau bayar selama ini, dan engkau mencari sebuah karir yang terkait dengan itu? Jika YA, lanjut kepertanyaan selanjutnya : Apakah Anda pikir anda akan bahagia dengan potensi imbalan financial / GAJI yang ditawarkan pekerjaan tersebut? Jika Anda YAKIN Anda akan bahagia, maka TEKUNILAH jalan itu


Guideline2: 
Jika Anda tidak ingin karir yang terkait dengan Jurusan, maka LIHATLAH pilihan-pilihan yang Anda punya. Evaluasilah, apakah ada tingkat-tingkat kompetisi di pekerjaan incaran Anda itu, dan apakah engkau punya KELEBIHAN atau justru KELEMAHAN jika masuk dalam kompetisi tersebut. Jika peluang tiap pelamar sama, dan titel atau jurusan Anda memberikan nilai tambah, maka ambillah jalur itu.

Guideline-3: 
Namun jika Anda merasa tidak dapat memenangkan kompetisi tersebut, maka TINJAU KEMBALI peluang Anda untuk MENGEJAR dan mendapatkannya. Langkah apa yang harus ditempuh, POTENSI mana yang harus ditingkatkan kembali, dan apakah Anda ingin mengambil peluang tersebut. Jika engkau ingin, maka SILAHKAN Pilih jalur karir ini. Jika tidak, maka carilah lagi alternative lain dan tanyakanlah kembali tiga pertanyaan tadi hingga mendapatkan respon jujur yang positif.


Guideline4: 
Analisis terakhir, pilihan karir kita seharusnya didasarkan pada PERASAAN BAHAGIA yang kita dapat dari pekerjaan tersebut, imbalan yang akan didapat, dan peluang kita untuk terus berkembang hingga sukses. Jangan pernah terima lowongan hanya karena ia cocok dengan latar belakang jurusan atau karena lowongan tersebut adalah yang pertama yang kita rasa bisa kita capai. Untuk mereka yang belum terlambat mencari kerja, nyamankanlah hati anda, buatlah pencarian jiwa yang sungguh-sungguh, sehingga Anda akan membuat keputusan yang takkan Anda sesali.

No comments:

Post a Comment