بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Menengok "Kampung Pengemis" Desa Grinting
Go Green

Clock Link

Thursday, August 16, 2012

Menengok "Kampung Pengemis" Desa Grinting

sumber: http://www.lensaindonesia.com/2012/08/13/krisis-sosial-menimpa-masyarakat-brebes-pemkab-tutup-mata.html



Mungkin ini sebuah fenomena krisis sosial ditengah peradaban yang serba modern. Pasalnya, hanya berdalih tidak ada lahan pekerjaan lagi di kampung halamannya dan minimnya ketrampilan yang dimiliki, menjadikan ratusan warga Desa Grinting Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memilih menjadi seorang pengemis. Masyarakat kampung ini lebih senang memilih bekerja sebagai pengemis jalanan di kota-kota besar untuk meraup rejekinya.
Pekerjaan yang hina ini banyak digemari dan diminati warga desa tersebut, ketimbang mereka memilih bekerja sebagai kuli bangunan, penarik becak, kuli panggul beras, dan ribuan kerjaan lainnya yang halal dan masih sangat banyak tersedia di Kabupaten Brebes. Mereka lebih suka dengan cara yang praktis dan menjijikan. Bahkan, pekerjaan mengemis ini sudah mendarah daging sampai ke anak cucu, bahkan mungkin sampai ke cicit mereka.
Masyarakat terkadang sering dibodohi dengan wajah melas dan aksi tipu-tipu yang dilakukan demi meraup uang. Jika melihat atau pergi ke kampung Grinting tempat mereka bernaung, dipastikan akan terperanjat begitu melihat rumah serta perabotan mewah yang mereka miliki. Jejeran rumah yang terbilang sangat layak tampak begitu megahnya, alat transportasi seperti kendaraan roda dua misalnya, beragam merk dan type mereka miliki, bahkan lebih dari satu.
Rasito alias Warsito alias Cungkring, pengemis asal desa setempat ketika dijumpai LICOM tanpa malu-malu menyatakan, jika dirinya lebih enjoy berprofesi sebagai pengemis daripada bekerja yang lain. “Kami lebih enak bekerja seperti ini. Tidak perlu modal besar, namun penghasilan kami bisa mencukupi kebutuhan keluarga tiap bulannya,” ujarnya.
Rasito mengaku, dalam tiap bulannya dia mampu meraup hasil mengemis di Kota Jakarta hingga Rp 7 juta. Terlebih, jika disaat seperti ini (ramadhan) penghasilan mereka minim bisa mencapai Rp 9 juta tiap bulan.
Sementara, krisis sosial yang ada di sebuah perkampungan Kabupaten Brebes ini hingga sekarang tak mendapatkan tanggapan sama sekali dari pemerintah daerah setempat. Bahkan, Pemkab Brebes terkesan ‘tutup mata’ dengan adanya fenomena ini.
Kabag Humas, Kabupaten Brebes, Drs Atmo Tan Sidik saat dihubungi LICOM via telpon selularnya belum memberikan statment terkait ratusan warga Desa Grinting yang lebih senang memilih pekerjaan sebagai pengemis.

No comments:

Post a Comment