بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Besok 2.000 Perajin Tempe Tahu Tak Berproduksi
Go Green

Clock Link

Wednesday, July 25, 2012

Besok 2.000 Perajin Tempe Tahu Tak Berproduksi

sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/24/21301592/Besok.2.000.Perajin.Tempe.Tahu.Tak.Berproduksi


Tahu dan Tempe: 



Tahu dan Tempe: 



ahu dan Tempe: 



 Penyebab Harga Tahu dan Tempe Naik: 



pray for tahu dan tempe

Seluruh perajin tahu dan tempe se-KotaTangerang berjumlah 2.500 orang, Rabu (25/7/2012) besok mogok berproduksi hingga Jumat (27/7/2012). Diperkirakan produk hasil olehan kedele ini, tempe dan tahu, akan menghilang.

Aksi mogok selama tiga hari itu, dilakukan bersama perajin tahu tempe se-Jabodetabek. Aksi ini menyusul kenaikan harga kedelai beberapa bulan terakhir ini, mulai Rp 5.000-Rp 5.500 per kilogram (kg) menjadi Rp Rp 6.000- Rp 6.500 per kg, dan terakhir mencapai Rp7.500-Rp 8.000 per kg.

"Kami terpaksa mogok berproduksi, supaya mata pemerintah terbuka melihat penderitaan perajin tahu dan tempe, menyusul kenaikan harga kedelai," kata Ketua Umum Himpunan Pengrajin Tempe Tahu Indonesia Kota Tangerang, Asep Hidayat, kepada Kompas di Kota Tangerang, Selasa (24/7/2012).

Aksi mogok ini, kata Asep, juga mau menunjukkan kepada konsumen bahwa kenapa perajin terpaksa menaikkan harga produk itu, karena adanya kenaikan harga bahan baku kedele.

Asep menjelaskan, aksi mogok berproduksi ini bertujuan agar pemerintah agar segera bertindak untuk menstabilkan harga dan meningkatkan swasembada kedele. Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi serupa yang dilakukan perajin dua bulan lalu.

"Kedelai banyak diimpor. Kalau perlu, pemerintah mengembalikan penanganan kedelai kepada Bulog, agar stabilitas ketersediaan komoditas itu dan harga terkendali," kata Asep. 


Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta melakukan mogok produksi sementara hingga Jumat (27/7/2012). Aksi tersebut merupakan respons dari kenaikan harga kedelai di pasaran. Suharto, Ketua Puksopti DKI Jaya, mengatakan, mogok produksi tersebut akan dilakukan mulai besok, Rabu, 25 Juli 2012, hingga Jumat, 27 Juli 2012. Mogok produksi itu pun telah disepakati oleh pengurus di lima wilayah di Jakarta.

"Kita koordinasi bersama-sama dan menyampaikan jalannya pelaksanaan demo mogok produksi, kita juga menjalin kebersamaan karena para perajin tempe-tahu senasib sepenanggungan menghadapi kenaikan harga kedelai," ujarnya kepada wartawan, Selasa (24/7/2012).

Suharto melanjutkan, setelah hari Jumat, harga jual tempe akan ditingkatkan dari harga semula Rp 6.000 menjadi Rp 8.000. Ia juga berharap pemerintah menghapus bea masuk yang semula 5 persen menjadi 0 persen. "Meskipun, itu enggak terlalu ngaruh karena perdagangan kedelai adalah perdagangan bebas yang bisa dikendalikan pasar internasional," lanjutnya.

Imbas ke pedagang

Kenaikan harga tempe disesalkan pedagang gorengan, Yayuk (33). Ia yang sehari-hari berdagang di depan Polsek Jatinegara tersebut mengungkapkan, kenaikan harga tempe itu akan mengurangi omzet penjualannya. "Iyalah (omzetnya berkurang), kan, kita jualnya dengan harga sama," ujarnya.

Hari ini saja, Yayuk mengaku untung-untungan mendapatkan tempe di pasaran. Pasalnya, telat beberapa jam saja dari subuh, barang yang jadi menu favorit di keluarga Indonesia tersebut sudah habis terjual. "Untung saya belinya subuh," lanjutnya.


SEMARANG JUGA KENA DAMPAKNYA

SEMARANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai yang tergolong tinggi sejak beberapa waktu lalu membuat perajin tahu dan tempe di Semarang resah. Mereka takut jika harga kedelai tidak terkendali, banyak perajin akan gulung tikar. Meski begitu belum ada perajin yang mengaku akan melakukan mogok produksi seperti yang terjadi di Jakarta.

Perajin tempe di Jalan Batan Miroto Semarang, Sarmin mengaku harga kali ini merupakan yang tertinggi sejak ia menjadi perajin tempe. Setiap harinya ia membutuhkan 25 kilogram kedelai untuk membuat tempe. "Dulu harga kedelai tertinggi Rp 7.000 per kilogram, sedangkan sekarang sudah di atas Rp 8.000 per kilogram," ungkapnya, Selasa (24/7/2012).

Jika harga kedelai tidak terkendali, ia mengaku khawatir banyak perajin tempe sepertinya yang berhenti akibat biaya produksi yang tinggi. Ia mengaku sudah menaikkan harga jual, namun justru mendapat protes dari pembeli.

Hal serupa dialami Rudi, salah satu perajin tahu di Kelurahan Jomblang Semarang. Ia mengatakan sudah menaikkan harga tahu sebesar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 setiap tongnya, dari sebelumnya seharga Rp105.000-Rp110.000. "Satu tong biasanya berisi 600 sampai 1.000 tahu, kenaikan ini jelas memberatkan kami, karena biaya produksi menjadi sangat tinggi," ujarnya yang setiap hari menghabiskan enam kuintal kedelai untuk memproduksi tahu.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Ihwan Sudrajat mengatakan, kenaikan harga kedelai disebabkan stok kedelai tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tiap tahun. Untuk menekan harga, Pemprov Jateng ungkapnya akan mengajukan bantuan subsidi kepada pemerintah pusat.



Bapak SBY Komentar


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan menteri dan pejabat terkait untuk mengatasi kelangkaan pasokan kedelai. Kelangkaan kedelai yang berimbas pada perajin tahu dan tempe di Tanah Air menjadi perhatian Kepala Negara.

"Semua pihak yang memiliki andil untuk bisa mengupayakan agar tidak terjadi kelangkaan di sektor kedelai," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Menurut Julian, Presiden meminta kekurangan stok kedelai dapat diatasi secara cepat. Saat ini, menteri dan pejabat di bawah koordinasi Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa tengah bekerja untuk memenuhi permintaan kedelai.

Saat ini, Amerika Serikat, pemasok kedelai, gandum, jagung utama ke Indonesia, tengah dilanda kekeringan. Hal ini turut berimbas pada pasokan kedelai ke Indonesia.

Menteri Pertanian Suswono, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Franciscus Welirang, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton Supit, serta Direktur Center for Agricultural Policy Studies Tito Pranolo secara terpisah membenarkan bahwa Indonesia akan terkena dampak kekeringan itu.

Industri yang akan terkena dampak kekeringan di AS itu, antara lain, industri pangan yang berbasis ketiga komoditas itu, seperti roti, daging ayam, daging sapi, tahu, dan tempe.

Laporan dari Departemen Pertanian AS menyebutkan, produksi jagung anjlok dari 376,2 juta ton tahun lalu menjadi 330 juta ton tahun ini. Produksi kedelai turun dari 81,25 juta ton menjadi 76,25 juta ton.

Di Solo, Jawa Tengah, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Tempe Sumber Rejeki, Aco Warso Praja Sumitra, di Mojosonong, Solo, mengungkapkan, dampak kenaikan harga kedelai terutama menimpa perajin tahu skala kecil.

Dari 55 perajin tahu dan tempe yang bernaung di bawah paguyuban, 30 persen perajin menghentikan produksi. Mereka memilih mengambil tahu dari perajin skala besar yang masih berproduksi.

Di Kota Tegal, sejumlah perajin tahu dan tempe di sentra industri tahu dan tempe Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, berharap pemerintah memberikan subsidi atas harga kedelai yang terus melambung.

Ketua Primer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia Kota Tegal Maskuri mengatakan, kenaikan harga kedelai dari sekitar Rp 5.500 per kilogram menjadi Rp 7.750 per kilogram sangat menyulitkan perajin yang berjumlah 283 orang. Saat ini, perajin nyaris tidak memperoleh keuntungan dari usaha mereka.

No comments:

Post a Comment