بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Goa Jepang di Biak, Papua, Saksi Bisu Sejarah Perang Dunia Kedua.
Go Green

Clock Link

Saturday, May 12, 2012

Goa Jepang di Biak, Papua, Saksi Bisu Sejarah Perang Dunia Kedua.



Pulau Biak adalah salah satu pulau di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Indonesia, mempunyai banyak pantai dengan keindahan atol dan terumbu karang yang indah.






Perjalanan kami di Biak, dapat dilihat di postingan kami sebelumnya http://www.kaskus.us/showthread.php?...#post671734246 , Goa Jepang yang kami kunjungi hanyalah salah satu bagian objek wisata di Biak Papua, nan sangat eksotis keindahan alamnya, baik Pantai-pantainya, maupun peninggalan peninggalan sejarah “Perang Dunia Ke Dua”, terutama pada saat pendudukan Tentara “Dai Nippon”, dan serangan Balik Tentara Sekutu. Situs-situs peninggalan Perang Dunia Ke Dua ini, dapat kita temui di Biak dan tersebar di Kabupaten Biak Numfor, Biak, Papua. 









Awal pendudukan Jepang di Biak pada 1942, pasukan Jepang berhasil mendaratkan tak kurang dari 10.400 orang serdadunya. Pada periode berikutnya, hembusan angin peperangan memang semakin memihak tentara Sekutu yang dibuktikan dengan rentetan kesuksesan mereka memukul pasukan Jepang di beberapa front Pasifik. Namun seperti halnya di tempat lain, tentara Sekutu memang terbilang cukup kerepotan untuk mengalahkan pasukan Dai Nippon di Biak yang terkenal pantang menyerah dan tak takut mati. Sampai pada akhirnya goa pertahanan terakhir Kolonel Kuzume Naoyuki berhasil disulap menjadi neraka oleh pasukan Sekutu, setelah menghujaninya dengan peluru, granat, minyak, dan lebih dari 850 pon TNT. “Ketika kami memasuki goa-goa itu, aroma mayat terpanggang yang menyengat datang menyambut kami; rupanya peluru, granat, gasoline, dan TNT telah melakukan tugasnya dengan baik”, kata salah seorang veteran punggawa Sekutu, Letnan Jenderal Robert L Eichelberger, dalam buku Jungle Road to Tokyo.

Ketika itu Kolonel Kuzume Naoyuki bersama sekira tiga ribu orang serdadu Dai Nippon yang pernah sukses melibas kawasan Pasifik pada periode awal Perang Dunia II, tengah terdesak oleh serangan balik pasukan Sekutu yang semakin menghebat di Biak, Papua. Dalam posisi yang semakin sulit tersebut rombongan Kuzume memutuskan untuk membangun benteng pertahanan terakhir pada sebuah goa yang cukup besar. Namun, pada Rabu 21 Juni 1944 yang nahas itu, Batalyon 1 infanteri 162 Sekutu, berhasil membobol pertahanan serdadu Jepang yang telah sekarat dan hanya tinggal 250 orang saja dengan membakar dan memanggang habis mereka semua yang ada di dalam goa. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama “Goa Jepang”.

Kawasan obyek wisata Gua Jepang terdapat Museum yang berisi benda - benda bersejarah, peralatan dan perlengkapan perang tentara Jepang yang konon ditemukan di dalam Gua Jepang dan sekitarnya seperti peneng ( kalung dengan liontin yang terbuat dari logam biasanya berfungsi sebagai tanda pengenal ), helm, granat, pistol, dan masih banyak lagi deh. Situs Gua Jepang saat ini dikelola oleh “Yayasan Binsari”.(diambil dari berbagai sumber, oryza aditama/www.saudaratua.wordpress.com).







Pada bagian atas Gua Jepang ini terdapat lubang yang cukup besar sehingga membuat keadaan di dalam gua menjadi terang benderang oleh sinar matahari, konon ceritanya lubang tersebut akibat serangan udara pesawat Sekutu. Pada 7 Juli 1944, pasukan US di bawah pimpinan Mc Arthur menyerang gua Jepang yang menjadi tempat persembunyian tentara Jepang. Selain menjatuhi bom, pasukan Amerika ini juga menjatuhkan berdrum-drum bahan bakar yang kemudian ditembaki dari udara. Hal tersebut membuat gua dipenuhi dengan api dan terjadi ledakan dahsyat berkali - kali. Saking dahsyatnya konon kabarnya kebakaran tersebut berlangsung sampai berbulan-bulan. 



Untuk mencapai pintu masuk gua, kita harus menapaki anak tangga yang lumayan banyak ..lumayan berkeringat, hati hati licin.... 




Untuk mengenang sejarah tersebut diatas, kurang lebih 1km dari wisata goa Jepang terdapat monumen “Perang Dunia Ke Dua” berlokasi dipinggir pantai Paray, Mokmer, Biak. Tempat ini dibangun langsung dengan dana pemerintah jepang yang bertujuan menghormati jasa – jasa para prajuritnya dimedan perang yang diresmikan pembangunanya pada tanggal 24 Maret 1994 oleh pemerintah Jepang dan Indonesia. Arsitektur monumen yang dirancang oleh Hiroshi Ogawa menampilkan bentuk yang unik. Sebuah kubah menyerupai cangkang membentang memayungi tiga set meja lengkap dengan kursi. Di depan ini kubah itu berjajar secara simetris 12 balok marmer. Di sisi monumen terdapat sebuah lorong kecil berkelok. Lorong itu dulunya merupakan goa alam tempat persembunyian dan basis pertahanan tentara Jepang. Tiga set meja di bawah kubah dan jajaran batu marmer di tepi pantai adalah simbol komando militer. Sementara itu, lorong kecil adalah simbol kekuatan pasukan yang tersembunyi di goa-goa alam di sekitar wilayah Biak. Pantai Paray antara tahun 1919 dan 1945 memang menjadi pusat kegiatan perdagangan bangsa Jepang di Papua. Selama masa Perang Dunia II tempat ini menjadi pangkalan militer. Di tepi pantai inilah Jepang pernah menggoreskan sejarahnya atas wilayah Indonesia. (sumber: BIAK, KOMPAS.com).










Bagi anda yang berminat berlibur ke Biak Papua, dapat mengikuti tips sebagai berikut : 

1. Jika berangkat dari Jakarta dapat menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airline (GA-650), ataupun Maskapai Merpati Air Line, dengan lama perjalanan kurang lebih 5 jam, dengan transit di Makasar (Bandara Sultan Hasanudin).Lama Waktu Jakarta (Bandara Soekarno Hatta) ke Makassar (Bandara Sultan Hasanudin) +/- 2 Jam, lama perjalanan Makassar (Bandara Sultan Hasanudin) ke Biak (bandara Frans Kaisiepo) +/- 3 jam. Perlu diingat ada tambahan beda waktu 2 jam (Waktu Indonesia Timur/WIT).

Informasi terakhir Mulai tanggal 21 Mei terdapat Rute baru Maskapai “Sriwijaya Air”, Jakarta-Biak-Jayapura, dengan bertambahnya maskapai yang melalui Biak, menambah alternative (pilihan) bagi wisatawan/traveler, yang ingin berkunjung ke “Biak,Papua”.






2. Hotel / Penginapan dapat dijumpai di Biak dengan berbagai jenis harga dan fasilitas mulai dari kelas melati sampai kelas hotel berbintang, diantaranya Hotel Irian (Aerotel Biak), Hotel Mapia, Hotel Nirmala Beach, Hotel Basana Inn, Hotel Arunbai , Hotel Instia dan lainya.














3. Bagi tamu / wisatawan lokal sebaiknya dapat melakukan pemesanan hotel/penginapan sebelumnya untuk melakukan kesepakatan, sebaiknya harga sudah termasuk penginapan hotel termasuk transportasi, makan pagi siang dan malam, karena karena masih sangat alaminya objek-objek wisata yang ada sehingga jarang pedagang makan minum yang ada dilokasi wisata.


4. Alat Transportasi selama di Biak Papua dapat menggunakan mobil hotel atau dapat menyewa mobil (avanza/kijang Innova) biaya pun relative +/- 400 sd 700 ribu sehari.





5. Jangan khawatir sudah terdapat mall/supermarket di Biak, Papua, bagi wisatawan/traveler, yang berkunjung dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari, bekal makanan, minuman selama di Biak,Papua, dengan harga yang relative terjangkau.





6. Tidak Usah membawa uang cash terlalu banyak sudah tersedia Bank, dan ATM seperti Bank Mandiri, Bank Papua, Bank BRI, Bank Danamon, dan Bank BNI, yang berlokasi di Kota Biak, tidak jauh dari Bandara Frans Kaisiepo, Biak, Papua.





No comments:

Post a Comment