بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Rupa transportasi Jakarta dari Jaman Dulu hingga Sekarang
Go Green

Clock Link

Friday, March 30, 2012

Rupa transportasi Jakarta dari Jaman Dulu hingga Sekarang

sumber: yahoo.com

Aneka macam angkutan umum yang sudah tersingkir dari Jakarta. Beberapa masih bisa ditemukan melaju melawan zaman. Sementara itu, jumlah pemakai kendaraan umum di Jakarta makin menurun. Tahun 1970, 70 persen warga Jakarta adalah pengguna angkutan umum. Tahun 2010 warga pengguna angkutan umum tinggal 17,1 persen.


Siapa masih inget helicak, alias helikopter becak. Dinamai begitu karena bentuknya dianggap mirip dengan heli dan becak. Kendaraan ini muncul tahun 1971 dan hanya bertahan selama beberapa tahun. 





1980-Oplet sejatinya adalah mobil sedan merk Morris yand dimodifikasi, kadang dengan mobil Austin. Tahun 1979 trayek oplet dihapus dan diganti dengan Mikrolet dan Metromini. 




1989-Sebenarnya bemo sudah mulai dihapus tahun 1971, tapi hingga sekarang masih bisa ditemukan di beberapa tempat yang tak dijangkau bis kota. Bemo artinya becak motor yang hadir bersamaan dengan Ganefo tahun 1962.




1980-Perempuan lewat di depan deretan oplet di terminal Cililitan, Jakarta.





1981-Penumpang di terminal Lapangan Banteng yang kini sudah diubah menjadi taman. Sejarah angkutan umum Jakarta berawal dari tram dan bis yang dikelola Belanda. Sayang, tram bermesin uap dihapuskan oleh Presiden Soekarno tahun 1960.




1990-Becak masih bebas mangkal di Bundaran Hotel Indonesia. Jumlah tertinggi becak sepanjang sejarah ada pada tahun 1966 yakni 160 ribu.




Becak mulai digunakan sejak tahun 1940 dan mulai dilarang sejak tahun 1988. Namun pemusnahan becak secara besar-besaran dari Jakarta baru terjadi pada tahun 1998. Meski demikian becak masih bisa ditemukan di beberapa daerah tertentu di Jakarta.




1996-Bis tingkat masih dapat ditemui di jalan utama kota Jakarta. Pengelolanya adalah Pengangkutan Penumpang Djakarta alias PPD. PPD dibentuk dari Maskapai Lintas Kota Batavia yang dinasionalisasi tahun 1954. 

No comments:

Post a Comment