بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Denny Thois, Atlet Angkat Besi Dunia yang Menjadi Tukang Las
Go Green

Clock Link

Tuesday, January 12, 2016

Denny Thois, Atlet Angkat Besi Dunia yang Menjadi Tukang Las


Liputan6.com, Makassar - Denny Thois, (48), seorang mantan atlet juara dunia pada olahraga angkat besi, kini harus bertahan hidup dengan melanjutkan usaha orangtuanya sebagai tukang las bubut di Jalan Pajenekang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dia melakoni usaha itu setelah pensiun dari kejuaraan angkat besi pada 1993, tepatnya pada saat digelar Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Timur. Dia memilih berhenti setelah mengalami cedera pada kedua lututnya.


Denny memperlihatkan tanda juara yang pernah diraih. (Liputan6.com/Eka Hakim)


"Sebelum menggeluti bengkel las bubut usaha orangtua, saya sempat 8 tahun dipanggil sebagai instruktur fitnes di Jalan Sungai Saddang. Fitnes 'Swastika' itu juga sudah lama tutup," ucap Denny kepada Liputan6.com di Makassar, Senin (11/1/2016).

Meski sudah lama meninggalkan dunia kejuaraan angkat besi, bapak dari 2 anak ini tetap masih mencintai olahraga yang sempat membawanya sebagai bintang.

"Anak-anak juga kalau ada bakatnya nanti di situ, ya tentu akan didukung. Tapi sekarang mereka masih kecil," katanya.

Masa kejayaan Denny mengangkat nama harum bangsa sangat panjang. Hanya dengan modal hobby tanpa harap imbalan, hingga menjadi motivasi dia sampai menjadi juara tingkat kelas berat angkat besi.


Denny memperlihatkan tanda ia meraih juara dalam angkat besi. (Liputan6.com/Eka Hakim)



Sejumlah prestasi ia raih dalam sejumlah kejuaraan dunia. Pada tahun 1990, Denny berhasil menyabet medali perunggu di Den Haag, Belanda. 

Kemudian pada 1992, ia meraih medali emas di kejuaraan angkat besi yang digelar di Australia. Di tahun yang sama, Denny diamanahkan mewakili Indonesia dan kembali meraih medali emas.



Foto kenangan saat Denny mengikuti kejuaraan angkat besi. (Liputan6.com/Eka Hakim)


Prestasi terakhir ia ukir dengan mendapatkan medali emas pada pertandingan yang diadakan di Swedia pada 1993.

Perjuangan dalam mengharumkan nama baik bangsa Indonesia memang tinggal kenangan. Denny kini hanya berharap pemerintah dapat memperhatikan nasib dan masa tua para atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa.

"Kalau kami diingat yah terima kasih, kalaupun tidak juga tak mengapa. Saya pribadi juga tak terlalu banyak berharap angkat besi. Bagi saya dulu adalah hobi memang tak terlalu berpikir untuk mendapatkan imbalan," kata Denny.**

1 comment:

  1. udah gak aneh sama indonesia, banyak prestasi minim penghargaan dan negara gak peduli...

    ReplyDelete