MERDEKA.COM. Hampir semua bangunan Lapas Labuhan Ruku, Batu Bara, Sumatera Utara, ludes terbakar akibat kerusuhan disertai aksi pembakaran oleh para narapidana kemarin sore. Kini yang bersisa dari Lapas hanyalah bangunan gereja, masjid dan aula.
"Sama sebagian (bangunan) blok A," kata Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Budi Sulaksana di lokasi kerusuhan, Senin (19/8).
Akibat ludesnya hampir seluruh bangunan Lapas, semua narapidana yang berjumlah 800-an orang akan dipindah ke Lapas-lapas lain. Pemindahan dikoordinasi oleh pihak kepolisian. "Akan dievakuasi sesegera mungkin," ujarnya.
Ditanya bukankah Lapas lain juga mengalami over kapasitas, Budi mengatakan, pihaknya berupaya memperkuat pengamanan Lapas-lapas tujuan.
Seperti diberitakan, kerusuhan itu bermula sekitar pukul 17.00 WIB. "Saat itu, tiba-tiba sejumlah tahanan spontan menerobos pos pengamanan dan menyerang petugas serta membakar ruang KPLP dan ruang pendaftaran narapidana," kata Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Akbar Hadi.
Akbar mengatakan, usai menyerang pos jaga, sejumlah narapidana kabur dengan melompati pagar tembok Lapas. Napi yang kabur berjumlah sekitar 30 orang.
Akbar mengakui, saat penyerangan dan kerusuhan berlangsung, petugas jaga keamanan Lapas Labuhan Ruku jumlahnya sangat minim. Yakni hanya ada enam sipir dan dua petugas bantuan dari polres setempat.
Akbar mengakui Lapas Labuhan Ruku memang kelebihan kapasitas. Saat ini, ada 867 narapidana berjejal di dalamnya. Padahal penjara itu hanya didesain menampung 300 warga binaan pemasyarakatan.
No comments:
Post a Comment