بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Cara Melawan Korupsi ala Tukang Becak
Go Green

Clock Link

Tuesday, January 15, 2013

Cara Melawan Korupsi ala Tukang Becak

KOMPAS.com


KOLAKA  — Para tukang becak di Kolaka, Sulawesi Tenggara, melakukan kampanye anti-korupsi. Setiap hari mereka mengenakan kaus bertuliskan antikorupsi dan kerap mengajak setiap penumpang yang dibawanya untuk tidak berkorupsi.

"Saya kaget dan tidak percaya waktu istri saya cerita kalau sebagian tukang becak di Kolaka sudah berbicara masalah korupsi. Katanya, becak yang dia tumpangi pengayuhnya mengajak penumpang tidak korupsi. Dia (tukang becak) juga bercerita bahaya korupsi itu seperti apa. Setelah lihat dan dengar secara langsung dari tukang becak, saya langsung kagum," ungkap Anwar, salah seorang warga Kolaka, Minggu (13/01/2013).

Menurut dia, fenomena itu setidaknya menunjukkan upaya yang nyata dari para pengayuh becak di Kolaka untuk ambil bagian dalam memerangi korupsi. "Kalau kita pikir, kan, tidak mungkin ada pejabat yang mau naik becak karena korupsi itu identik dengan pejabat. Namun, tukang becak membuat kita salut karena ikut memerangi korupsi," tambahnya.

Sementara itu, Hendrik, sang pengayuh becak antikorupsi yang ditemui Kompas.com, mengatakan sangat prihatin dengan budaya korupsi yang ada di Kolaka dan Indonesia. "Sedih lihat di berita-berita masalah korupsi, baik itu di Kolaka maupun keseluruhan di Indonesia. Saya memang selalu berbincang-bincang sama penumpang tentang masalah korupsi, mulai dari segi dampak hingga sanksi sosial. Biasanya orang kaget kalau saya cerita seperti itu, apalagi baju yang saya pakai itu ada tulisannya bangkit dan lawan korupsi," ujarnya.

Hendrik merasa lega setelah mengajak para penumpangnya melawan korupsi. Menurut dia, sebagian penumpang ada yang merespons, tapi ada juga yang tidak peduli. "Namun, saya tetap optimistis untuk ikut melawan dan memerangi korupsi. Biar mereka itu (penumpang) bisa ceritakan lagi sama anak-cucunya tentang bahaya korupsi. Kami, kan, tukang becak, Pak, tidak bisa berbuat lebih sehingga sosialisasnya seperti ini," katanya.

Hendrik juga mengajak rekan seprofesinya untuk melakukan hal serupa. Dengan mengayuh becak dan memakai kaus bertuliskan bangkit dan lawan korupsi, diharapkan antikorupsi akan mejadi tren di Kolaka dan dapat mengetuk hati para pejabat untuk tidak berkorupsi.

No comments:

Post a Comment