بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 4 Kenangan Masa Kecil yang Langka
Go Green

Clock Link

Thursday, January 24, 2013

4 Kenangan Masa Kecil yang Langka

1 -Aneka Lomba 17-an: 

Pada masa kecil dulu ada moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak, yaitu ikut lomba tujuh belasan. Berbagai macam lomba digelar untuk memperingati HUT RI. Lomba permainan semacam ini seakan tak lekang oleh waktu, buktinya sampai sekarang masih kita saksikan di sekitar lingkungan rumah kita.

Kalau dicermati, berbagai macam permainanan dalam lomba tujuh belasan mempunyai makna yang cukup mendalam. Tolong bantu saya ya, kalau dalam penjelasan di bawah ini ada yang kurang.

Lomba makan kerupuk


Kerupuk terikat pada seutas tali, dan digantung yang tingginya di atas mulut peserta lomba. Aturan main, kedua tangan tidak boleh memegang tali/kerupuk, untuk itu kedua tangan disembunyikan di belakang pinggang. Hebohnya, tali gantungan kerap berayun akibat tarikan dari peserta lain.

Permainan ini mengajarkan kepada kita, di jaman penjajahan dulu rakyat mengalami kesulitan sandang, pangan dan papan. Untuk makan yang paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan, akibat hasil panen penduduk diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati kelaparan.

Lomba balap karung

Pemain masuk ke dalam karung, kemudian dengan lari dengan cara meloncat. Tidak jarang pemain terjatuh berguling-guling. Karung ini mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan sehingga yang tertinggal hanyalah karung goni bekas.

Kain yang berserat kasar tersebut menimbulkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu. Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan pakaian yang sangat tidak pantas pakai tersebut. Ada makna lain dari balap karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung di dalam karung. Seperti kungkungan penjajah terhadap kebebasan rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.


Lomba tarik tambang


Makna dari permainan ini bahwa persatuan sebagai modal utama untuk mengalahkan penjajah/lawan. Permainan ini juga mengajarkan bagaimana membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat menarik tambang dengan mantap..


Lomba panjat pinang


Biasanya lomba ini digelar sebagai puncak acara dari aneka perlombaan. Lomba ini sering membuat tawa geli penonton. Pemanjat yang sudah mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah. Mereka berusaha berkali-kali menggapai hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli dan minyak.

Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling bahu-membahu. Filosofi permainan ini adalah kebersamaan komponen bangsa untuk meraih kemerdekaan.
nah selanjutnya

2 -Telepon Kaleng: 

Lihatlah sekeliling kita, siapa sih di jaman sekarang yang tidak memegang ponsel? Bahkan seorang tukang ojek atau tukang becak memegang ponsel untuk kebutuhan bisnisnya. Apalagi kalau tidak untuk memperlancar delivery order mereka.

Untuk para pengusaha, punya ponsel hukumnya wajib. Mahasiswa, ibu rumah tangga, pegawai swasta, pegawai negeri, pembantu rumah tangga dan seorang pengangguran pun punya ponsel. Di sekolah, hampir semua murid punya ponsel, dan supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar ada beberapa sekolah yang melarang muridnya membawa ponsel ke sekolah.

Ponsel makin canggih saja saat ini. Tidak hanya untuk menelpon atau mengirim SMS, tapi bisa untuk internet, video call dan masih banyak lagi. Saya tidak akan membicarakan ponsel ini lebih lanjut, ada yang lebih menarik untuk kita kenang, yaitu telepon kaleng.

Waktu SD dulu, di pelajaran IPA ada bahasan mengenai telepon kaleng ini. Telepon ini dibuat dari 2 kaleng (bisa juga dengan gelas plastik bekas kemasan air mineral) yang dihubungkan dengan seutas tali. Cara penggunaannya, satu orang bicara di kaleng 1sedangkan seorang teman lainnya mendengarkan dari kaleng 2. Tali/benang harus dalam keadaan kencang, supaya suara merambat dengan sempurna.

Kadang permainan ini menyebabkan keributan karena gangguan dari teman lain yang tidak sabar ingin mencoba telepon kaleng ini. Selesai percobaan pak guru memberikan pertanyaan untuk didiskusikan di kelas : mengapa pada benang yang dikendorkan, kita tidak dapat mendengar suara? Sedangkan pada benang yang dikencangkan, kita dapat mendengar suara? Pada benang yang kendor tidak ada gelombang suara dari sumber suara, yang dihantarkan melalui benang ke penerima suara (pendengar). Semakin kencang benang, maka gelombang suara dari sumber suara yang dihantarkan melalui benang ke penerima suara (pendengar) akan semakin jelas.


3 -Jamu Gendong: 


Ciri khas jamu gendong adalah perempuan membawa bakul yang di dalamnya berisi botol jamu dengan cara digendong, sementara tangan kiri memegang ember untuk mencuci gelas setelah dipakai untuk minum jamu. Sejak masakecildulu sampai sekarang masih saja bisa ditemui penjual jamu gendong keluar masuk kampung. Bahkan di Jakarta setiap hari para perempuan penjual jamu gendong ini lalu-lalang di tengah keramaian kota atau di proyek-proyek bangunan tinggi.

Jamu gendong mempunyai sejarah yang cukup panjang di Indonesia, sebagai negara yang punya tumbuhan obat terlengkap nomor dua di dunia. Berabad-abad lalu, obat tradisional yang dibuat dari akar, daun, maupun umbi-umbian tumbuhan ini muncul pertama kali dalam tradisi keraton

di Jawa. Selanjutnya jamu juga diajarkan ke masyarakat dan dipasarkan dengan cara dipikul oleh laki-laki dan digendong oleh perempuan. Belakangan, jamu pikulan kalah pamor dibandingkan dengan jamu gendongan.

Seakan-akan menantang zaman, kebanyakan mereka tetap berkain jarit dan berkebaya dalam menjual jamunya. Jumlah mereka tidak sedikit, namun nasib tidak berubah banyak. Sementara di bagian lain kota Jakarta, ada juga bakul jamu kelas pengusaha yang tak perlu lagi lalu lalang di jalanan, tak perlu berkain dan berkebaya. Mereka kini hanya perlu menghitung untung dari tiap bungkus jamu yang dijualnya hingga ke luar negeri. Mengapa nasib Ngatiyem, si penjual jamu gendong sangat jauh berbeda dengan penjual jamu kelas pengusaha?

Anda masih suka mengkonsumsi jamu gendongan?


4 -Kapal Otok-Oto: 


Untuk mainan yang satu ini, maaf, saya tidak tahu nama aslinya. Sebut saja kapal otok-otok. Mainan ini memang berupa miniatur kapal, ukuran panjang sekitar 20 cm lebar 5-6 cm tinggi 4 cm terbuat dari kaleng.

Perakitan kapal ini dengan cara dipatri, kemudian dicat dengan kombinasi warna biru-kuning-merah-hijau. Dan mainan ini sangat nasionalis, karena selalu terpasang bendera merah putih. Cara memainkan kapal otok-otok ini yaitu kapal ditaruh di atas baskom yang telah diberi air, kemudian isi air dari “knalpot” kapal, lalu nyalakan sumbunya dan tunggu beberapa saat sampai air dalam “tangki” kapal mendidih. Kapal akan segera berjalan dengan bunyi khasnya otok…otok…otok… mengitari keliling waskom. Ada yang unik. Bahan bakar yang digunakan bukan bensin atau solar loh, tapi minyak kelapa/minyak goreng.

Mainan ini ada yang menyebut dengan kapal sekaten karena di Solo atau Yogya sana, setiap ada perayaan sekaten kapal ini selalu dijual. Setahu saya, ada satu tempat lagi untuk mendapatkan mainan kapal otok-otok ini adalah di Sate Maranggi Jl. Raya Cikampek – Purwakarta.

No comments:

Post a Comment