بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Pendakian ke Puncak Gunung Sindoro
Go Green

Clock Link

Friday, September 28, 2012

Pendakian ke Puncak Gunung Sindoro



another adventure's story at bolang-purbalingga.blogspot.com
wanna ask's? -> @museverz_
Liburan datang lagi. Kali ini, Sindoro menjadi tujuan kami. Schedule telah di tentukan. Kami sepakat berangkat dari Purbalingga pukul tujuh malam.


Minggu, 15 April 2012 | 19:00
Kami bergegas masuk bus jurusan Purwokerto-Semarang. Kami berencana mendaki gunung ini melalui jalur kledung. Jalur ini terletak di desa Kledung. Ada beberapa cara untuk mencapai desa Kledung. Diantaranya Bus jurusan Purwokerto-Semarang, atau bus jurusan Wonosobo-Temanggung. Jika dari terminal Wonosobo, basecamp terletak di sisi kiri jalan raya.

Jalur kledung merupakan jalur yang terkenal untuk pendakian ke puncak Sindoro. Waktu tempuh normal untuk mencapai puncaknya adalah delapan sampai sembilan jam perjalanan. Di jalur ini, pos pendakian tidak terlalu jelas. Namun, ada yang mengatakan bahwa jalur kledung memiliki tiga pos. Masing-masing pos merupakan tempat datar yang cukup luas dan hanya sedikit tanda yang menunjukkan tempat-tempat datar itu merupakan pos satu dua ataupun tiga. Vegetasi di Gunung Sindoro di dominasi oleh alang-alang dan semak belukar yang tingginya kurang dari satu meter. 


Pohon besar di persimpangan menuju basecamp sindoro jalur kledung
Pukul sembilan malam kami sampai di basecamp kledung. Kami registrasi dan menginap di basecamp. Paginya, kami sarapan sembari menikmati sunrise dari lembah Gunung. 


Sunrise di lembah Gunung


Senin, 16 April 2012 | 07.00

Basecamp—Batas Vegetasi Hutan
Pagi itu cuaca sangat cerah. Puncak Sindoro Sumbing terlihat jelas. Kami streching kemudian berdo’a. Selepas itu, kami pamit kepada penjaga basecamp. 

Pendakian kami mulai pukul tujuh tepat. Sekitar limabelas menit pertama, rumah-rumah penduduk masih ada di sisi-sisi jalur pendakian. Selepas perumahan penduduk, terbentang perkebunan-perkebunan penduduk yang cukup luas. Kebanyakan yang di tanam di kaki gunung Sindoro adalah tembakau dan sayur-sayuran. Medan yang kami pijak masih berupa bebatuan yang disusun rapi. Elevasi masih nol sampai lima belas derajat.



Awal perjalanan

Di tengah perjalanan kami di tawari untuk naik colt sampai di batas perkebunan dengan hutan. Tanpa ragu kampiun mengiyakan tawaran tersebut. Waktu tempuh yang seharusnya setengah jam jika kami jalan kaki bisa kami pangkas menjadi sekitar sepuluh menit saja.



Di atas colt

Batas Vegetasi Hutan—Batas Vegetasi Semak Belukar
Setelah kami turun dari colt tersebut, tak lupa kami berterimakasih kepada mereka. Bergegas kami melangkahkan kaki. Lama-kelamaan, jalur pendakian mulai rimbun oleh pepohonan yang cukup tinggi. Dan sepuluh menit berselang, kami masuk wilayah hutan Gunung Sindoro. Hutan Gunung Sindoro tergolong kecil. Karena tidak menutupi sampai setengah permukaan gunung ini.

Tumbuhan di hutan sindoro ini sangat bervariasi dari bunga-bungaan sampai pohon cemara yang tersusun rapi di kanan dan kiri jalur pendakian. Para penduduk juga sering naik sampai hutan untuk mendapatkan kayu bakar. Jadi, kadang saat memasuki kawasan hutan, akan ada beberapa persimpangan. Tips untuk menemukan jalur pendakian yang sebenarnya diantaranya; cari jalur yang terlihat dominan (paling lebar), cari jejak langkah sepatu/ sandal gunung, dan biasanya terdapat sampah di jalur pendakian. Jalur yang kami pijak yang sebelumnya berupa batu yang tersusun rapi, kini berubah menjadi tanah basah. Elevasi kemiringan mulai meningkat menjadi lima belas sampai tiga puluh derajat. 



Memasuki hutan Gunung Sindoro

Setelah dua jam kami berada di hutan Gunung Sindoro, kami sampai di sebuah tempat datar. Dari sini pemandangan ke arah puncak atau ke kaki gunung sangat indah. Kamipun menduga-duga, mungkin ini salah satu pos di Gunung Sindoro. 



Pemandangan ke arah puncak sindoro

Batas Vegetasi Hutan—Batas Vegetasi Semak Belukar
Perlahan tenaga kami mulai terkuras akibat terik matahari yang kembali menyinari kami. Akupun baru sadar, tumbuhan rimbun yang sebelumnya menghalangi mentari menyinari kami kini sudah tidak ada. Kini kami sampai di area yang di dominasi oleh semak belukar dan alang-alang. 


Perjalanan dari batas vegetasi semak belukar menuju puncak masih sekitar tiga sampai empat jam perjalanan. Dengan sisa-sisa tenaga, kami terus melangkah, menuju target kami hari itu, yaitu puncak sindoro.

Selepas hutan, jalur kembali terbuka, sehingga memungkinkan kami untuk melihat pemandangan ke segala arah. Medan masih berupa tanah basah dan beberapa kerikil. Sehingga membuat langkah kami menuju puncak semakin susah dan terjal. Elevasi kemiringan meningkat lagi menjadi tiga puluh sampai lima puluh derajat.


Puncak Sindoro



Kawah Sindoro

Tepat jam setengah tiga sore, kami berempat mengijakkan kaki di puncak sindoro. Kawah sindoro yang sebelumnya aktif sehingga jalur pendakian di tutup untuk sementara, kini masih cukup berbahaya karena gas solfatara masih menyembur dari kawah. Di puncak sindoro, kami dapat menemukan sebuah area yang di dominasi oleh bunga edelweiss—bunga yang tumbuh di ketinggian tiga ribuan meter—yang belum mekar.

Karena bau gas yang masih menusuk hidung, kami bergegas mengitari kawah menuju arah utaradan turun beberapa meter. Di sana terdapat dua lapangan yang sangat luas. Mungkin bisa untuk bertanding sepak bola antara Indonesia melawan Jerman. Di sini, bau gas tersebut tidak bisa kami cium lagi. Aman.



Camp

Setelah sholat, makan dan mengobrol, akhirnya kami terlelap di dinginnya puncak Sindoro. Kami baru sadar, dari pertama kami naik, kami hanya bertemu satu rombongan dari Temanggung yang akan turun di sekitar perbatasan vegetasi hutan dengan semak belukar. Dan itu artinya, hanya kami berempat disini. Di jalur pendakian kledung.

Malam harinya, hujan mulai mengguyur puncak sindoro, angin yang cukup kencang membuat tenda kami sedikit bergerak kesana-kemari, dan bau gas solfatara yang tidak tercium lagi siang tadi kini seolah mengitari tenda kami. Aku hanya berdo’a agar pagi cepat datang malam itu.


Selasa, 17 April 2012 | 07.30



Masak untuk sarapan

Sinar pagi perlahan menampakkan wujudnya. Namun, sinar itu terhalang oleh kabut yang menyelimuti puncak Sindoro pagi itu. Kami tunggu hingga pukul tujuh pagi. Sembari menunggu puncak sindoro cerah, kami masak untuk sarapan terlebihdahulu. Namun kabut itu belum pergi juga. Rencana kami foto-foto di puncakpun gagal. 



Salah satu menu sarapan

Namun tak mengapa, yang penting kami bisa sampai puncak dan pulang dengan selamat. Kami packing dan langsung menuruni punggungan-punggungan ‘naga’ Sindoro.

Puncak Sindoro—Basecamp
Dengan semangat pagi yang masih full, kami dengan kecepatan penuh menuruni meter demi meter turunan dan belokan. Pukul setengah sepuluh, kami sampai di batas vegetasi semak belukar dengan hutan. Kami beristirahat senejak di sini.

Pukul setengah sebelas kami sampai di batas vegetasi dengan perkebunan penduduk. kami langsung melanjutkan perjalanan dengan sisa tenaga kami.
Pukul dua belas tepat, kami sampai di basecamp kledung. Kami cuci tangan dan istirahat di basecamp. Sekitar pukul setengah satu, kami pamit ke penjaga basecamp, dan memutuskan makan siang di kledung pass.



Kledung pass

Setelah kenyang, kami menunggu bus jurusan Temanggung-Wonosobo dan naik bus jurusan Wonosobo-Purwokerto nantinya. Pukul empat sore, semua anggota pendakian telah di rumah masing-masing. Menikmati sisa liburan di Purbalingga. 

Rincian waktu perjalanan :
Terminal Purbalingga 19.00
Basecamp Kledung 21.00

Mulai Pendakian 07.00
Batas Vegetasi I 08.00
Batas Vegetasi II 10.00
Puncak Sindoro 14.30

Turun Gunung 07.30
Batas Vegetasi II 09.30
Batas Vegetasi I 10.30
Basecamp Kledung 12.00

Rincian biaya perjalanan :
Purbalingga – Basecamp Kledung (PP) Rp.30.000,-
Registrasi Pendakian Rp.3000,-
Makan pagi dan siang Rp.20.000,-

Total Rp.53.000,-

Tips:
- Bawalah pelindung wajah, seperti slayer, bandana dll. Untuk mengurangi debu yang masuk ke pernafasan
- Bawalah sunblock. Karena di Sindoro, sebagian besar treknya berupa jalur terbuka yang artinya akan kena sinar matahari secara langsung
- Bawalah masker. Karena gas solfatara yang berada di kawah baunya sangat menyengat.
- Simpan tenaga ketika berada di hutan, karena selepas hutan, tidak ada tempat untuk berteduh lagi.

No comments:

Post a Comment