بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Kampanyekan Nasi bukan Makanan Pokok
Go Green

Clock Link

Sunday, September 23, 2012

Kampanyekan Nasi bukan Makanan Pokok




Tingginya angka komsumsi beras dan mulai krisisnya beras di Indonesia memaksakan menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk mengkampanyekan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak menjadikan Nasi sebagai makanan pokok, sebab masih banyak makanan lain diluar nasi yang bisa dikonsumsi bukan hanya nasi saja. Sebut saja ada Sagu yang dijadikan makanan pokok bagi masyarakat Papua, ada Singkong, ada Kacang Merah dan berbagai makanan yang lain yang layak dikonsumsi untuk dijadikan salah satu makanan pokok diluar beras.

Bisakah rencana menteri perdagangan ini untuk merubah makanan pokok masyarakat Indonesia yang rata-rata mengkonsumsi beras, menjadi pengkonsumsi makanan lainnya seperti Sagu, Singkong atau Kacang Merah. Sebab saat ini hampir rata-rata masyarakat kita mengkonsumsi beras 140 perkilo gram pertahun yang angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain yakni Thailand, Vietnam dan Malaysia yang hanya 65-70 kg pertahun.

Memaksakan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi beras sangatlah sulit, sebab Nasi merupakan sumber tenaga bagi masyarakat kita dalam beraktifitas sehari-hari. Sehari saja, masyarakat kita tidak memakan nasi maka kondisi lemah akan terjadi ke masyarakat kita sebab nasi merupakan sumber tenaga bagi masyarakat Indonesia.

Penulis juga mencoba untuk tidak memakan beras dalam satu hari, dengan memakan makanan lain diluar beras. hasilnya, tenaga penulis sangat terkuras dan tenaga menjadi lemas. Sehingga untuk tidak memakan nasi dalam satu hari tidak mungkin penulis lakukan, ini juga menjadi contoh bagi masyarakat lain.

Jadi apa yang direncanakan oleh Menteri Perdagangan itu tidaklah pas jika diterapkan di Indonesia yang mayoritas pengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok, seharusnya yang harus dilakukan bukan menstop atau melarang masyarakat mengkonsumsi nasi akan tetapi yang harus dilakukan bagaimana caranya produksi beras lebih meningkat dibandingkan dengan mengkonsumsi beras.

Ini tidak malah produksi beras yang ada pada kita diekspor keluar, sementara beras masih sangat dibutuhkan di negara ini yang mayoritas pengkonsumsi makanan pokok beras. Langkah yang sangat salah yang dilakukan oleh pemerintah, melarang kita untuk mengkonsumsi beras akan tetapi malah seenaknya negara ini mengeskpor beras keluar.

Jika memang pemerintah melarang kita dan meminta kita untuk mengurangi konsumsi beras, coba dipraktekan dari kita sendiri dulu. Para pejabat dipemerintahan diminta untuk tidak lagi mengkonsumsi beras, apa yang akan terjadi. Setelah itu baru mengkampanyekan nasi bukan makanan pokok. Salam makanan pokok (***)

No comments:

Post a Comment