بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bagaimana Jokowi dan Foke Saling Serang Saat Debat
Go Green

Clock Link

Sunday, September 16, 2012

Bagaimana Jokowi dan Foke Saling Serang Saat Debat

sumber: TEMPO.CO

Bagaimana Jokowi dan Foke Saling Serang Saat Debat

Jakarta - Saling serang antara dua calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, terjadi dalam debat pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua, Ahad malam, 16 September 2012. Foke sempat mempertanyakan loyalitas Jokowi sebagai wali kota Solo sementara Jokowi mempertanyakan kegagalan Foke mengatasi masalah macet di Jakarta.

"Saat Anda terpilih jadi wali kota Solo, Anda bilang kepentingan Solo jadi yang utama. Tapi saat bertemu di polda, Anda bilang statement yang serupa kepentingan Jakarta yang paling utama. Konflik batin apa yang ada di dalam diri Anda?" kata Foke di Jakarta, Ahad, 16 September 2012.

Jokowi kemudian menjawab hal ini dengan secara peraturan Undang-undang diperbolehkan oleh seorang wali kota untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur. "Masalah UU kalau UU tidak boleh nyalon ke gubernur ya saya tidaka akan ke sini. Kalau UU tidak boleh ya saya tidak ke sini," kata Jokowi saat menjawab pertanyaan Foke.

Jokowi juga menekankan bahwa ia tidak akan mengajukan diri jika tidak mendapat amanat dari partai yaitu PDIP. "Masa saya tidak boleh meningkat?" kata Jokowi.

Jokowi kemudian berbalik bertanya mengenai masalah kemacetan yang tak kunjung selesai. Program bus Transjakarta yang pembangunan koridornya belum sesuai target serta pembangunan monorail dan MRT yang menurut Jokowi bahkan belum dimulai.

"MRT dimulai saja belum, monorail, dimulai saja juga belum. Busway yang seharusnya 15 koridor sekarang 11 koridor, 10 pun saat zaman Bang Yos. Yang beretorika ini saya atau pak Fauzi?" kata Jokowi.

Saling sindir memuncak ketika Jokowi dan Foke diminta untuk saling memberi pujian satu sama lain. Alih-alih memuji keduanya justru memberi sindiran sarkastik. Foke menilai ia bisa belajar dari Jokowi yaitu menjanjikan sesuatu yang belum tentu bisa dilaksanakan. "Menjanjikan sesuatu yang belum tentu bisa dilaksanakan. Belajar pencitraan yang semakin baik," kata Foke.

Jokowi pun tak mau kalah. Awalnya ia memuji Foke sebagai pemimpin yang sudah memiliki segudang pengalaman, mulai dari Sekda, Wakil Gubernur dan Gubernur. "Dengan pengalaman itu mestinya langsung action, memutuskan. Tidak hanya rencana dan akan. Hal positifnya ya itu, sudah punya rencana meski belum bisa dilaksanakan,” kata Jokowi.

No comments:

Post a Comment