بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Jejak Hutan Tropis Ditemukan di Antartika
Go Green

Clock Link

Saturday, August 4, 2012

Jejak Hutan Tropis Ditemukan di Antartika

sumber: http://sains.kompas.com/read/2012/08/03/0531265/Jejak.Hutan.Tropis.Ditemukan.di.Antartika


QUEENSLAND, KOMPAS.com - Upaya penelitian dengan mengebor dasar laut Antartika membuahkan hasil yang tak terduga. Ilmuwan menemukan bahwa hutan hujan tropis terdapat di Antartika 52 juta tahun yang lalu.

Dalam studi tersebut, dengan jalan pengeboran di wilayah timur Antartika, ilmuwan menemukan fosil pollen milik tanaman tropis yang menutupi benua Antartika pada masa Eocene, sekitar 34 - 56 juta tahun yang lalu.

Kevin Welsh, peneliti asal Australia yang melakukan riset tahun 2010 mengungkapkan, analisis molekul yang sensitif temperatur yang dilakukan menunjukkan bahwa temperatur Antartika sangat hangat 52 juta tahun lalu, sekitar 20 derajat Celsius.


"Dulu ada hutan di daratan, tak akan mungkin ada es, saat itu akan sangat hangat," kata Welsh seperti dikutip AFP, Kamis (2/7/2012). 

"Ini cukup meyakinkan, sebab pastinya imajinasi kita tentang Antartika adalah lingkungan yang dingin dan penuh es," tambah Welsh.

Welsh menuturkan, level karbon dioksida (CO2) di atmosfer diperkirakan menjadi faktor pemicu adanya hutan hujan tropis di Antartika. Kadar CO2 saat itu diperkirakan mencapai 990 hingga beberapa ribu ppm (parts per million).

Sebagai perbandingan, CO2 saat ini diperkirakan sekitar 395 ppm. Prediksi paling ekstrim dari Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menjelaskan bahwa es akan sangat surut di Antartika pada akhir abad ini.


Welsh yang merupakan pakar palaeoklimatologi menjelaskan, penemuan kali ini sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, terutama menjelaskan seberapa banyak air yang disimpan di Antartika dalam bentuk es di permukaannya.

"Ini menunjukkan bahwa jika kita melewati periode dimana konsentrasi CO2 di atmosfer makin tinggi, sangat mungkin akan ada perubahan dramatis di area yang sangat penting dimana es eksis ini," papar Welsh.

"Kalau kita kehilangan banyak es di Antartika maka kemudian kita akan melihat perubahan dramatis pada ketinggian permukaan laut di seluruh planet ini," tambahnya.

Kehilangan es dan permukaan air laut naik akan menyebabkan banyak daratan hilang. Selain itu, Bumi juga kehilangan salah satu mekanisme pendinginan suhu lewat es. 

Es di Antartika bagian timur diperkirakan memiliki ketebalan hingga 3-4 km. Es ini mulai terbentuk sejak 34 juta tahun lalu. 

Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis kemarin.



Antartika Pernah Ditumbuhi Pohon Palem

GLASGOW--Para ilmuwan menemukan bukti bahwa pohon palem pernah tumbuh di kawasan Antartika. Pasalnya dari hasil analisa serbuk sari dan binatang kecil menunjukkan kondisi masa awal Eocene sekitar 53 juta tahun lalu.

Penelitian itu juga menunjukkan bila pada masa itu, suhu musim dingin di Antartika mencapai lebih dari 10C, sementara pada musim panas sekitar 25C. Pengetahuan soal kondisi di masa lalu akan membantu menangani peningkatan CO2 dewasa ini."Ada dua cara untuk menganalisa masa depan," kata salah seorang penulis laporan James Bendle dari Universitas Glasgow seperti dikutip BBC.

Salah satu diantaranya menggunakan model iklim berdasarkan ilmu fisika. Selain itu juga menggunakan pendekatan dengan melihat kondisi geologis masa lalu, sama halnya seperti yang akan kita temui pada 10 tahun atau 20 tahun atau beberapa ratus tahun. Masa awal Eocene adalah periode dimana atmosfir dengan konsentrasi CO2 lebih tinggi dibandingkan yang terjadi saat ini sekitar 390 bagian per juta (ppm), dan mencapai paling tidak 600 ppm. Suhu global saat itu 5C lebih tinggi dan tidak ada perbedaan tajam suhu antara daerah kutub dan katulistiwa.

Penelitian yang dilakukan dengan penggalian dalam tahun-tahun terakhir ini menunjukkan kawasan Arktika memiliki cuaca subtropis. Namun Antartika merupakan tantangan tersendiri. Melelehnya es sekitar 34 juta tahun lalu menghapus semua sendimen yang dapat digunakan untuk menganalisa cuaca masa lalu.Seperti diketahui, Antartika yang memiliki luas 13.200.000 km², adalah benua terluas kelima setelah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan namun populasinya terkecil jauh di bawah yang lain. Umumnya dihuni oleh para peneliti dan ilmuwan untuk batas waktu tertentu saja. Benua di kutub selatan Bumi ini yang selalu dalam kondisi beku juga memiliki ketinggian tanah rata-rata tertinggi, kelembaban rata-rata terendah, dan suhu rata-rata terendah di antara semua benua di bumi. (Esy/jpnn)

No comments:

Post a Comment