بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Makassar, Kota Industri Yang Kaya Wisata Dan Budaya
Go Green

Clock Link

Sunday, July 1, 2012

Makassar, Kota Industri Yang Kaya Wisata Dan Budaya


Makassar merupakan kota terbesar di Indonesia bagian timur dan juga merupakan ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Dengan populasi yang hampir mencapai 1.5 juta penduduk, Makassar menjadi salah satu kota dengan laju pertumbuhan indsutri yang sangat pesat. Sebagai gerbang Indonesia timur Makassar mencanangkan sebagai kota yang akan menjadi salah satu ikon Indonesia dengan rancangan proyek prestisius guna mendukung program pemerintah kota Makassar yaitu ”Makassar Menuju Kota Dunia” sejak 2011 lalu. Beberapa proyek prestisius tersebut antara lain:

Trans Studio Theme Park Makassar yang merupakan taman hiburan indoor terbesar ke – 2 setelah Trans Studio Theme Park Bandung sejak 2009
Center Point of Indonesia yang merupakan mega proyek dan dilengkapi dengan sebuah menara yang menyerupai Oriental Pearl Tower di Shanghai. Di kawasan ini juga akan dibangun Istana Presiden, yang berdiri di atas laut. Di kawasan CPI juga akan dibangun Masjid Termegah di Asia, sekelas Taj Mahal di India. Ada juga The Makassar Notradamus, yaitu taman 1000 patung Pahlawan Indonesia. Masih di lokasi yang sama, Makassar juga akan membangun Public Space atau area publik terluas di Dunia. Di lapangan nan luas ini, akan terdapat banyak kawasan hijau, tempat bermain, taman bunga, tempat beristrahat, dan tentunya pantai buatan. Di sekitar kawasan ini juga akan terdapat Waterfront dan Marinas.
Monorail sebagai Mass Rapit Transportation pertama di Indonesia dan diproyeksikan dimulai tahun ini pada Oktober 2012.
Bandara International Hasanuddin yang merupakan salah satu dari beberapa bandara di Indonesia dengan desain dan konsep 100 % buatan anak Indonesia
Makassar sebagai kota Industri masih menyimpan banyak sejarah, keindahan alam, dan wisatanya loh. Jadi yang selama ini mengenal Makassar melalui media karena sering tawuran dan jotos – jotosan, gue ajak deh mengenal Makassar lebih jauh! Mengenal Indonesia dengan mengunjunginya secara langsung akan merubah stereotype dan perspektif kita masing – masing, Amin!


Fort Rotterdam

Fort Rotterdam Dari Dalam: 




Fort Rotterdam Dari Depan: 


Taman Fort Rotterdam: 



Fort Rotterdam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Benteng Ujung Pandang merupakan peninggalan Kerajaan Gowa - Tallo di awal abad ke - 15. Benteng yang dinamakan sebagai Benteng Panyyua oleh orang setempat karena bentuknya yang berbentuk seperti hewan Penyu ini dulunya merupakan pusat pasukan katak kerajaan Gowa – Tallo. Setelah kerajaan Gowa – Tallo takluk oleh Belanda, benteng ini akhirnya berganti nama menjadi Fort Rotterdam. Nama Fort Rotterdam sendiri berasal dari kota kelahiran Cornelis Janszoon Speelma yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Di dalam kompleks Fort Rotterdam terdapat sebuah museum bernama Museum La Galigo yang memuat banyak informasi tentang sejarah Makassar dan kota – kota yang ada di provinsi Sulawesi Selatan. Fort Rotterdam menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat dikenali oleh masyarakat setempat dan kebanyakan dikunjungi oleh pelajar dari daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, maupun mancanegara karena keunikan dan nilai historisnya.

How to get there?
Gunakan Angkot yang arahnya ke MTC atau Lapangan Karebosi
Dari Karebosi gunakan Becak sekitar 5 menit
How much to spend?
Angkot (pete – pete) menuju arah Lapangan Karebosi Rp. 3.000
Dari Karebosi naik Becak Rp. 5.000
Uang Masuk Rp. 5.000


Pantai Losari


Setalah mengunjungi Fort Rotterdam kita bergeser 1 km ke arah Selatan menuju Pantai Losari. Dulunya Pantai Losari merupakan pusat jajanan terpanjang di Asia Tenggara. Ratusan pedagang jajanan khas Makassar memadati lokasi ini. Setalah direnovasi beberapa tahun lalu, pedagang jajanan khas sudah tidak seramai dulu, beberapa berpindah ke lokasi tidak jauh dari lokasi awal, namun beberapa masih bertahan di tempat semula. Pantai Losari saat ini sering dijadikan tempat untuk menikmati Matahari terbenam alias sunset sambil menikmati jajanan khas yaitu Pisang Epe. 

Anjungan Pantai Losari juga kadang dijadikan sebagai pusat kegiatan dan event skala Nasional maupun Internasional. Beberapa kegiatan di antaranya adalah International Parachuting, Sail Makassar – Australia menggunakan Sandeq (kapal tradisional suku Mandar), dan beberapa event lainnya.

How to get there?
Gunakan Angkot yang arahnya ke MTC atau Lapangan Karebosi
Dari Karebosi gunakan Becak sekitar 10 menit
How much to spend?
Angkot (pete – pete) menuju arah Lapangan Karebosi Rp. 3.000
Dari Karebosi naik Becak Rp. 5.000


Teluk Tedong


Menurut saya tempat ini bukan tempat wisata seh, Cuma karena lokasinya jauh dari keramain dan sangat tenang, sangat cocok untuk menikmati sore menunggu matahari terbenam sambil melihat kawanan nelayan mincing dengan kapal tradisional mereka. Dari Teluk ini pun kita bisa dengan jelas melihat anjungan Pantai Losari dan gedung gedung disekitarnya dengan jelas. 

How to get there?
Tidak ada sarana transportasi ke wilayah ini, biasanya saya menggunakan motor untuk mencapai tempat ini. Jalurnya adalah 30 menit selatan Pantai Losari searah dengan Trans Studio Makassar namun masih agak ke selatan lagi beberapa menit.
How much to spend?
Uang Masuk lokasi Rp. 5.000 (yang jaga masyarakat setempat aja)
Parkir Rp. 2.000 (yang jaga warga juga)


Pulau Kodinareng Keke

Melihat Kawan Lagi Snorkling: 


Tepian Pantai Kodinareng Keke: 



Pulau Kodinareng Keke: 



Boat Yang Kami Sewa: 



Balik lagi ke arah Fort Rotterdam yah, tepat depan benteng ada dermaga menuju sebuah destinasi impian gue di Makassar, Pulau Kodinareng Keke. Pulau ini letaknya sekitar 13 km arah barat Fort Rotterdam. Pulau Kodinareng Keke merupakan pulau tanpa penghuni yang memiliki keindahan bawah laut yang indah dan masih tergolong perawan karena masih sangat sedikit orang yang tau keberadaan lokasi ini, bahkan orang Makassar sekalipun. Wilayah ini merupakan salah satu pulau favorit bagi penyelam – penyelam di Makassar. Gue she belum pernah nyelam di daerah ini, Cuma pernah snorkeling aja! Dan guess what? Awesome mate! Gue ngeliat banyak bulu babi warna warni, nemo juga! Kata orang she kalau beruntung bisa nemuin Eagle Rays! Wow.

How to get there?
Sewa boat dari Dermaga Kayu Bangkoa yang berada tepat di depan Fort Rotterdam. Ditempuh selama hampir 1 jam
How much to spend?
Sewa boat Rp. 300.000 (bisa diisi 15 orang)
Sewa alat snorkeling Rp. 30.000 (bisa disewa di P. Samalona setelah 30 menit trip)
Sewa Balai – Balai Rp. 50.000 (yang jaga nelayan aja, secara penghuninya kaga ada)
Mau makan cumi – cumi dan manggang di pulau? Beli aja di nelayan yang jaga! Ratenya Rp. 50.000,- an/ekor

Foto Pulau Lakkang: 

Perahu Penyebrangan Ke Lakkang: 



Rumah Di Sekitar Sungai Tallo: 



Sungai Tallo: 



Salah Satu Bunker Jepang: 



Pulau Lakkang ini letaknya di tengah kota. Kata orang setempat seh, tempat ini merupakan sebuah delta atau wilayah yang sekelilingnya di aliri sungai! Jadi satu satunya akses menuju tempat tersebut harus menggunakan sarana transportasi air, Kapal penyebrangan! 

Wilayah ini dulunya diduduki oleh tentara Jepang sebagai tempat pertahanan, buktinya dengan terdapatnya 7 buah bunker! Lakkang merupakan bagian dari salah satu kecamatan di Makassar dan merupakan sebuah desa wisata dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan, menjaga lingkungan, dan keramahannya sebagai bukti. Berkunjung ke Makassar harus kesini! Nimati perjalanan menyusuri sungai Tallo yang luasnya mencapai 20 meter sebelum menginjakkan kaki di daratan delta tersebut!

How to get there?
Gunakan Angkot berlabel 07 yang mengarah ke Universitas Hasanuddin
Angkutan umum akan masuk ke dalam kampus dan bilang ke supirnya untuk berhenti tepat setalah Politeknik Negeri Makassar di sebelah kiri jalan
Dari situ jalan kaki ke arah desa kera – kera
Dari desa nyebrang menggunakan perahu menuju Pulau/delta Lakkang
How much to spend?
Angkot Rp. 3.000
Sewa kapal penyebrangan Rp. 2.000/orang (termasuk motor)


Pelabuhan Paotere

Perahu Tradisional: 



Pelelangan Ikan: 


Paotere merupakan pelabuhan tradisional Makassar. Pelabuhan tersebut dulunya merupakan pelabuhan rakyat dan bukti peninggalan Kerajaan Gowa – Tallo. Dulunya pelabuhan ini pernah memberangkatkan 200 Armada Kapal Phinisi ke Malaka! Saat sekarang, fungsinya pun tidak banyak berubah. Masih terdapat banyak kapal tradisional dan juga sebagai pusat niaga nelayan. Masyarakat Makassar pada pagi hari biasanya berkunjung ke Pelabuhan ini untuk membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan dengan harga yang tentunya lebih murah jika membelinya di pasar.

How to get there?
Jaraknya sekitar 5 km dari Fort Rotterdam ke arah utaraHow much to spend?
Sewa Bentor Rp. 10.000 – Rp. 15.000


Karst Maros



Menyebrang Menyusuri Gunung Batu: 



Sisi Depan Karst: 



Wide Angle Karst: 



Lokasi ini seh sebenarnya sudah diluar kota Makassar, namun menurut saya rugi kalau tidak berkunjung kesini. Karst Maros merupakan Gunung batu terindah dan terluas kedua di dunia. Seperti yang telah saya tuliskan di blog pribadi saya bahwa “Karst Maros is the second biggest Karst area in the world after South China Karst, the deepest and longest caves in the world. It also became UNESCO World Heritage Site.” Via Travenesia

Karst Maros terletak sekitar 30 km kea rah Kabupaten Maros atau 2 jam perjalanan. Lokasinya tidak sulit dijangkau karena letaknya masih sangat dekat dengan jalan poros provinsi. Namanya juga Karst, ya jelas kan isinya gunung batu dan luasnya ga’ tanggung tanggung! Tandingannya Cuma South China Karst di Yunnan, China! Dan trust me Karst ini bener – bener ada di Indonesia!

How to get there?
Dari Universitas Hasnuddin tadi cegat angkot lagi dah kea rah Terminal Daya, trus ambil yang arah pangkep trus ngomong ke yang nyupir untuk stop di Pintu Masuk BOSOWA (pabrik semen yang sebelah kanan tuh)
Dari situ jalan 2 km menuju Karst, jalannya bagus karena jalur mobil besar yang keluar masuk Pabrik Semen.
Untuk menyusuri sungai bisa menyewa boat masyrakat yang letaknya tepat di samping jembatan sungai
How much to spend?
Angkot Munuju Terminal Daya Rp. 3.000
Dari Terinal Daya ke Maros Rp. 7.000
Sewa Boat Rp. 80.000 Pulang – Pergi dan bisa diisi 6 orang! Silahkan ditawar!



MAKANAN KHAS

Jalangkote - Rp. 1.000

Di Pulau Jawa namanya Pastel, namun yang membedakan adalah isi dan sambelnya!



Pisang Epe - Rp. 8.000

Terbuat dari pisang yang dipipihkan kemudian di bakar dan dilumuri gulai merah




Es Poteng - Rp. 3.000

Es poteng merupakan jajanan khas favorit gue, terbuat dari Es serut dengan campuran Tape Ubi dan siraman Sirup DHT (khas Makassar)




Pisang Ijo - Rp. 6.000

Pisang ijo berupa pisang yang dibalut dengan adonan tepung yang berwarna hijau dan cara memasaknya dengan mengkukus di sebuah dandang. Tepung berwarna dibuat dari tepung, air, pewarna hijau atau air daun suji dan air daun pandan.




Coto Makassar - Rp. 7.000 - Rp. 10.000

Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan dengan ketupat dan "burasa"




Catatan penting tentang Makassar

Penginapan murah terletak di daerah Chinatown dengan rate Rp. 70.000 – Rp. 100.000 (Lokasi dekat dengan Fort Rotterdam
GPS berfungsi!
Ada 5 Mall Besar di Makassar yaitu: Mall Ratu Indah, MTC, Mall Panakkukang, M’Tos, GTC
Tempat ngopi paling ramai di Makassar biasanya di daerah pantai namun bisa menikmati tempat tongkrongan ala café di Coffe Toffee Makassar atau di Woodsy
Transportasi public di Makassar ada Angkot (pete – pete), becak, becak motor (bentor), dan taxi.
How to get to Makassar?
Menggunakan Kapal Laut
Menggunakan Pesawat Terbang
How much to spend?
Kapal Laut dari Surabaya Rp. 210.000
Kapal Laut Dari Jakarta Rp. 350.000
Pesawat Dari Surabaya Rp. 350.000
Pesawat Dari Jakarta Rp. 600.000

No comments:

Post a Comment