بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Wujud Kartini Masa Kini
Go Green

Clock Link

Friday, April 20, 2012

Wujud Kartini Masa Kini

sumber: http://jadiberita.com/2011/04/21/wujud-kartini-masa-kini/

http://www.jurnas.com/news/18060/Farida_Ibrahim%E2%80%A6/1/%E2%80%A6/Profil

http://www.tokoh-indonesia.com/ensiklopedi/r/ratna-megawangi/biografi/01.shtml

http://www.google.co.id/



Tanggal 21 April ini, bangsa ini akan memperingati hari Kartini, hari yang dikenal sebagai hari kebangkitan para perempuan di Indonesia, hari yang dianggap sebagai hari penyetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Hari dimana seorang perempuan bernama Kartini lahir, seorang perempuan yang mengentas kaumnya dari kebodohan.

Dulu waktu saya masih kecil, tanggal 21 April selalu saya rayakan dengan berpakaian tradisonal, dan karnaval. Namun selain berpakaian tradisional, anak-anak perempuan juga berpakain yang menggambarkan sebuah profesi, seperti polwan, dokter, hakim, guru, suster. Saat itu yang ada dalam pikiran saya adalah saya tampil dengan pakaian yang bagus, tapi saat itu saya tidak mengerti makna dibalik semua itu, setelah saya besar baru saya ketahui kalau berpakaian tradisional itu mengenalkan kita akan budaya Indonesia, sedangkan berpakain sutau profesi tertentu itu bermakna bahwa anak perempuan atau kaum perempuan boleh punya mimpi dan bercita-cita tinggi seperti layaknya laki-laki. Yup…seperti yang diperjuangkan oleh Kartini.

Namun sekarang, dijaman modernisasi, dijaman yang sudah mensejajarkan kaum perempuan dan laki-laki, dijaman dimana kaum perempuan mempunyai kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki, dijaman dimana pendidikan terbuka lebar bagi semua kalangan. Dalam benak saya masih adakah sosok Kartini dijaman ini? masih adakah orang-orang yang berjuang supaya orang lain mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama?

Perempuan bernama Farida Ibrahim dan Ratna Megawati adalah sekian dari kartini-kartini masa kini, mereka berjuang agar anak-anak Indonesia bisa menikmati pendidikan, bagaimanpun keadaan dan kondisi mereka.


Ratna Megawangi


Nama:
Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc

Lahir:
Jakarta, 24 Agustus 1958

Jabatan:
Pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Hheritage Foundation
(Yayasan Warisan Luhur Indonesia)

Agama:
Islam

Suami:
Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD

Anak:
1. Muhammad Rumi, lahir 1985
2. Safitri Mutia, lahir 1990
3. Muhammad Lutfi, lahir 1998

Ayah:
Ayah Drs Harmonie Djaffar

Ibu:
Sri Mulyatie

Anak kedua dari enam bersaudara

Pendidikan:
• Post Doctoral Fellow, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets, AS bidang Keluarga, Pengasuhan Anak, Orangtua, 1991-1993
• S-3, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets, AS, bidang Kebijakan Internasional Makanan dan Gizi, 1998-1991
• S-2, Tufts University, bidang Ilmu Sosial dan Gizi, 1986-1988
• S-1, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Fakultas Pertanian, Jurusan Makanan, Gizi, dan Sumberdaya Keluarga, 1978-1982

Pelatihan:
• Inter-University Consortium for Political and Social Research Summer Training Program in Quantitative Methods of Social Research, University of Michigan, Musim Panas 1992
• Participatory Action Research, Education Development Center. Washington DC, 29 April- 3 May 1996

Penghargaan:
• Mahasiswa Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian IPB Bogor, Mei 1982
• Ford Foundation Fellowship Award, 1986-1987
• Inter-University Center Fellowship Award, 1987-1988
• Tufts University Graduate Fellowship Award, 1988-1989
• Ford Foundation Fellowship Award, 1989-1991 
• Penghargaan “80 Tokoh Wanita Muslim Indonesia Terbaik”, Januari 2002, dimana profilnya ditulis dalam “Profil Tokoh Wanita Muslim Indonesia”, 2002.[/font]


Ratna Megawangi. Dia mendirikan Indonesia Heritage Foundation (IHF) di tahun 2000 yang terletak dikota bandung. Foundation ini mempunyai program Semai Benih Bangsa (SBB) yang diperuntukkan bagi anak-anak kelas bawah yang tidak mempunyai kesempatan untuk masuk TK . Bahkan TK bentukan Ratna ini menyebut dirinya sebagai Community Base, karena dimiliki oleh masyarakat dan dilakukan oleh masyarakat, bahkan gurupun diambil dari masyarakat setempat. TK yang menggunakan metode Pembelajaran Holistik Berbasis Karakter ini sekarang sudah mempunyai 40 cabang.



Faridah Ibrahim


berikut adalah foto murid didikan ibu Faridah Ibrahim yang berprestasi[/font]


Nama: 
Faridah Ibrahim

Riwayat Pendidikan:
1981-1986 guru Smp 3
1990- 2005 guru bahasa Inggris dan PMP di SMPN 19 Percontohan
2006 - sekarang Kepsek SMPN 19 percontohan Banda Aceh

Riwayat Pendidikan:
1974- 1979 Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri 6 tahun
1980-1981 Diploma satu jurusan Pendikan Moral Pancasila P2DK 
(Pendidikan Diploma Kependidikan) Unsyiah
1986-1990 kuliah lagi di perguruan tinggi serambi mekah, ambil jurusan bahasa inggris

Prestasi Sekolah:
• Sekolah sehat dari provinsi aceh 2007
• 2006-2007 dibina Departemen Pendidikan Nasional dilatih di Surabaya, uang
• Pembinaan untuk mengembangkan loingkungan hidup sekolah

Prestasi:
• 2009 Kepala Sekolah Berprestasi Kementerian Pendidikan Nasional
• 2010 Kepala Sekolah Berprestasi Provinsi Banda Aceh[/font]


Faridah Ibrahim. Kita masih ingat bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2005 silam? Masih belum lepas ingatan ane , bagaimana bencana tsunami mampu meluluh lantahkan dan memporak porandakan kota Banda Aceh, hampir semua bangunan hancur, termasuk sekolah-sekolah yang ada di daerah tersebut. Inilah yang menjadi keprihatinan sosok Farida Ibrahim, dengan tekatnya dia membuat sekolah darurat. Dengan fasilitas seadanya, dan tempat yang alakadarnya, dia tetap mengajar. Tepatnya 2 minggu setelah pasca Tsunami, dia mengumpulkan guru-guru dan pelajar yang tersisa, dan hasilnya sebanyak 9 guru dan 14 murid berhasil dia kumpulkan. Ya…walaupun masih dalam keadaan berduka, belajar harus tetap berjalan, walaupun dengan seadanya, bahkan saat itu dia bekerjasama dengan berbagai macam organisasi, baik nasional maupun internasional untuk mengajar dan menghilangkan trauma pasca gempa.



Inilah dua dari sekian banyak Kartini masa kini, yang masih dan akan terus berjuang demi penyetaraan pendidikan. Tidak perduli dari mana dia berasal, tidak perduli bagaimanapun keadaan mereka, mereka (khususnya anak-anak) wajib untuk bisa mengenyam pendidikan. Bahkan Kementrian Pendidikan juga membuat program Bidik Misi, dimana program ini diperuntukkan bagi anak-anak muda berprestasi yang ingin menuruskan ke jenjang kuliah, namun kondisi perekonomian orang tua mereka terbatas. Dari hal yang terpapar diatas dipastikan Kartini tidak akan pernah mati, Kartini akan selalu ada dari masa ke masa, dari jaman ke jaman, bagaimanapun bentuk dan wujudnya.

No comments:

Post a Comment