بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Mayat mantan menteri perminyakan Libya ditemukan di Sungai Danube
Go Green

Clock Link

Monday, April 30, 2012

Mayat mantan menteri perminyakan Libya ditemukan di Sungai Danube





Wina (ANTARA News) - Mayat mantan Menteri Perminyakan Libya Shukri Ghanem, yang membelot dari rejim Muamar Gaddafi, ditemukan Minggu di Sungai Danube, kata polisi Austria dalam sebuah pernyataan.

Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya, kata juru bicara kepolisian Roman Hahslinger, dengan menambahkan bahwa "mungkin ia merasa tidak sehat dan tercebur ke dalam air," lapor AFP.

Otopsi akan dilakukan untuk menetapkan penyebab kematian mantan menteri itu.

Sebelumnya, kantor berita APA melaporkan, Ghanem ditemukan tewas di apartemennya setelah tampaknya menderita serangan jantung.

Kantor berita itu mendasari laporannya pada ahli Islam Amer al-Bayati, yang memperoleh keterangan itu dari keluarga Ghanem.

Jenazah Ghanem mungkin dimakamkan di Libya, kata APA mengutip Bayati.

Ghanem (69), yang menjadi menteri perminyakan dari 2006 hingga 2011, melarikan diri ke Wina setelah pembelotannya.

Ia adalah salah satu dari sejumlah menteri dan pejabat tinggi Libya yang membelot dari pemerintah Gaddafi selama pemberontakan untuk menggulingkannya.

Dewan Transisi Nasional (NTC) memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi tahun lalu.

Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.

Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.

Libya era Gaddafi digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret 2011.

Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya pada saat itu.

Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret 2011 juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Gaddafi.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Gaddafi, yang membuat marah Barat.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada Kamis (20/10).

Keresahan internasional meningkat berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Gaddafi yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada 20 Oktober.

Sejumlah pihak, termasuk Ketua Komisi HAM PBB Navi Pillay, menyerukan penyelidikan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian orang kuat Libya itu. (M014)

No comments:

Post a Comment