Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus, hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, dimana tepat pada hari itulah bangsa Indonesia menemukan gerbang untuk menjadi bangsa yang bermartabat, sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Indonesia, sebagai sebuah negara yang besar, yang membentang digaris khatulistiwa, memang perlu menegakkan kepala, sebab nyatanya manusia-manusia Indonesia yang terlahir dari Ras Asia, bukanlah bangsa yang bodoh dan terbelakang, apalagi pengecut. China dan Jepang telah membuktikan bahwa 2 negara itu adalah negara yang kuat dan sanggup menginvasi banyak negara, bahkan Jepang sanggup mengalahkan Uni Soviet (sekarang Rusia) dalam perang Thushima tahun 1905.
Mengingat sekarang ini bangsa Indonesia tinggal mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, patut kiranya kita menyelaraskan seluruh kiprah kita untuk kemajuan bangsa ini, dimana kita mencari nafkah diatas tanah negeri ini, makan dan minum dari tumbuhan yang tumbuh dari tanah dan air negeri ini.
Namun sepatutnya kita menyadari bahwa kebodohan sebagian besar bangsa ini dalam memperingati hari kemerdekaannya patut dikritisi. Banyak kegiatan-kegiatan bodoh yang tak sejalan dengan semangat bangsa ini untuk maju. Justru mempertontonkan acara-acara unfaedah, mempermalukan diri sendiri. Dimana dalam kegiatan-kegiatan mengisi kemerdekaan, justru memproklamirkan diri kita sebagai bangsa yang lebih suka bersenang-senang tanpa berfikir lebih dalam.
Saya memimpikan bahwa dalam setiap kelurahan diadakan cerdas cermat soal sejarah bangsa ini. Sejarah benderanya, lambang negaranya, lagu kebangsaannya. Dari RT ke RW. Dari RW ke Kelurahan. Atau tiap Kecamatan diadakan lomba Pasukan Pengibar Bendera. Kita perlu menanamkan rasa cinta tanah air ditengan gempuran doktrin-doktrin sesat yang disuarakan oleh orang-orang munafik!
Bosan rasanya tiap tahun yang dipertontonkan itu panjat pinang, balap karung, gebuk bantal, makan kerupuk. Belum lagi yang paling bodoh, pertandingan sepak bola para laki dengan memakai pakaian perempuan! Menjijikan! Semua itu tidak ada mendidiknya sama sekali. Lomba-lomba seperti itu tidak ada korelasinya sama sekali dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Tidak ada unsur pendidikan. Tidak ada unsur yang berhubungan dengan wawasan kebangsaan Indonesia. Tidak ada sama sekali! Seolah bangsa ini lupa selupa-lupanya bahwa Indonesia memasuki fase genting! Fase 1905-08, 1925-28, 1945-48, 1965-68, maju di fase 1975-78, kembali ke fase 20 tahunan ke 1995-98, dan sekarang penentuannya, 2015-18. Tahun ini adalah tahun penentuan bagi bangsa Indonesia menghadapi tantangan kedepan.
Negara dan bangsa ini tengah diincar untuk dijadikan negara seperti Irak dan Suriah. Polanya kesana arahnya. Kita tak bisa menutup mata kita bahwa selama 73 tahun kita menjadi bangsa merdeka, banyak begal-begal politik yang memanfaatkan agama untuk memecah belah rakyat. Banyak manusia-manusia laknat yang bersembunyi didalam Partai dan Ormas yang suka memperkeruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Habis energi bangsa ini hanya untuk menghadapi manusia-manusia laknat ini. Diam salah. Bicara salah. Bertindak apa lagi. Sosial media, yang dibuat untuk menjembatani hubungan antar manusia agar bisa berinteraksi dengan baik, justru dipakai untuk menyebar hoax, fitnah, dan caci maki. Personal maupun lembaga. Hanya bisa membuat postingan, status, bisa like dan share, tapi sudah merasa jadi Cyber Army. Turun level sekali arti Cyber Army ini di Indonesia.
Sebagian rakyat sadar, sehingga sekuat tenaga menjaga gempuran perpecahan ini. Menjaga Indonesia agar tetap tegak berdiri ditengah garangnya mereka yang mendoktrin sebagian rakyat lainnya dengan jargon-jargon agama, balasan surga, dan kepentingan ummat. Demi bangsa, mereka rela dianggap komunis, dianggap kafir, dianggap bersekutu dengan setan. Sakit memang. Tapi demi bangsa, rasa sakit itu harus diabaikan.
Dan sebentar lagi, kita akan disuguhi dengan berita tentang haramnya menghormat bendera, dan lain-lain oleh kaum pekok. Miris memang, tapi itulah kenyataannya. Ini Indonesia. Segala hal lucu dan ajaib ada di negeri ini. Jadi jika ada pihak-pihak yang berbuat seperti ini, melarang siswa siswi untuk upacara bendera, laporkan!
Selama TNI tetap ada, TNI yang didoktrin dengan jargon NKRI, berdasar Merah Putih dan Pancasila, keyakinan Indonesia tetap tegak berdiri itu selalu ada. Jadi maaf saja bagi mereka-mereka yang ingin mengubah haluan bangsa Indonesia, apapun alasannya.
Kini saatnya, suarakan mulai sekarang. Tolak lomba-lomba yang unfaedah, tidak bermanfaat, dan hanya jadi ajang hura-hura dan bersenang-senang. Bahagia menjadi bangsa yang merdeka itu sah-sah saja, tapi ya tidak seperti itu juga pengungkapannya.
Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kapan lagi kita ingin memulainya? Satukan tekat dan semangat bagi perubahan peringatan kemerdekaan di negeri ini.
Merdeka!
No comments:
Post a Comment