Nampaknya banyak yang belum tahu kalau ada masjid Tionghoa di Sunter dan masjid ini sangat megah sekali. Masjid ini bercorak mirip dengan taj mahal yang ada di India, dengan tema bentuk kasih sayang masjid ini memang terinspirasi dari taj mahal.
Bangunan megah tersebut terdiri dari tiga lantai, pilar-pilar kecil menyangga sebuah kubah yang besar di tengahnya bahkan ornamen-ornamen khas ukiran dari timur tengah. Masjid ini pun dinamakan Ramlie Musofa dimana yang membangunnya adalah seorang muslim yang berasal dari ras Tiongkok.
Dengan filosofi taj mahal yang seperti kita kenal sang raja membangunnya untuk rasa cintanya kepada istrinya, begitu juga masjid ini agar masyarakat lebih mencintai Tuhannya ketika bersujud di masjid ini, hingga nama Ramlie Musofa nama masjid tersebut juga berasal da cintanya kepada keluarga, dimana kata Ra untuk Ramli Rasidin dan Lie untuk nama sang istri, Lie Njok Kim. Kemydian Mu berasal dari nama Muhammad sang anak pertama, So dari Sofian si anak kedua, dan Fa dari kata Fabian, nama anak ketiga.
Yang membuat unik masjid ini mempunyai kaligrafi Qur'an dengan tiga bahasa, di dinding masjid di pahat tulisan Arab, Indonesia dan juga Cina. Bahkan aksara Cina itu dimaksudkan untuk mengenalkan pada masyarakat bahwa bangsa Cina banyak juga yang muslim layaknya Laksamana Cheng Ho, bahkan sang pendiri ingin masyarakat saat ini tidak terkotak-kotakkan dalam masalah Ras, kebencian pada suatu kaum tidak akan membawa manfaat yang baik, boleh jadi kaum yang dibenci lebih baik dari yang membenci, pendiripun ingin membuktikan bahwa ras yang sering dibenci di nusantara ini mampu membangun masjid yang megah dengan ornamen kelas wahid tanpa harus minta sumbangan ke jalan-jalan.
Fungsi aksara Cina itupun untuk menunjukkan kepada para turis Cina yang datang kesana dan mengagumi karya indah dari masjid tersebut, bahwa ternyata Islam itu mengajarkan banyak kebaikan. Karena masjid ini tidak hanya sebagai tempat sarana ibadah, namun juga sebagai tempat wisata banyak orang yang berkunjung hanya untuk berfoto terlebih lagi dari uniknya masjid ini yang megah sangat menarik pengunjung baik muslim maupun non muslim.
Untuk itu dengan adanya masjid di seberang danau sunter ini membuka mata hati kita, bahwa sesungguhnya manusia itu tak ada yang berbeda, yang berbeda hanya ego dan sifat iri serta dengki dengan orang lain terlebih warga pendatang yang bisa lebih maju dari warga lokal seharusnya tanyakan kepada hati dan diri sendiri apa yang menyebabkan orang lain sukses dan kita tidak ? Apa yang salah, dan caranya bagaimana ? Kalau belajar Islam tentunya tahu nabi itu mengajarkan berdagang disanalah nabi menjadi pengusaha sukses hingga mampu untuk memimpin di masanya karena kejujuran dan kesederhanaan yang dimilikinya. Hingga ketika memimpin pun ia tetap berlaku jujur dan adil, membantu mereka yang lemah karena memang butuh bantuannya banyak filosofi dari nabi sendiri tidak dipakai oleh warga lokal yang mengaku muslim jadi nikmatilah apa yang kau tuai itu yang kau tanam.
No comments:
Post a Comment