Liputan6.com, Jakarta Alat pembayaran tol JM Access on board unit (OBU) PT Jasa Marga Tbk tengah diuji coba sebelum resmi beredar di pasaran. Keberadaan alat ini diharapkan dapat mempercepat transaksi pembayaran di jalan tol.
Lalu bagaimana cara memakai alat tersebut?
Berdasarkan bahan paparan yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/9/2017), untuk menggunakan JM Access OBU ini, pengguna tol mesti melakukan registrasi aplikasi JM Wallet dan registrasi JM Money untuk pengisian saldo.
Sementara untuk registrasi ini, pengguna tol mesti mengunduh dan menginstal aplikasi JM Wallet ke perangkat telepon seluler (ponsel). Kemudian meregistrasi pada aplikasi serta memasukan nomor ponsel.
Setelah itu, pengguna tol akan mendapat SMS aktivasi kode. Kode itu dimasukkan dalam aplikasi beserta memasukin kode PIN. Alhasil, konsumen pun terdaftar di JM Access.
Tahap selanjutnya, pengguna tol melakukan registrasi OBU. Pendaftaran tersebut dilakukan pada ETC provider dengan menyematkan identitas diri dan kendaraan.
Setelah selesai, maka, konsumen melakukan penambahan (top up) saldo. Caranya, pilih menu Top Up pada aplikasi. Pilih jumlah nominal top up dengan memasukan PIN.
Konsumen pun akan mendapatkan kode bayar untuk pembayaran. Setelah pembayaran dan saldo terisi, OBU dipasang di bagian depan kendaraan untuk digunakan.
Adapun cara kerjanya, kendaraan yang dilengkapi OBU cukup melewati gardu tanpa membuka jendela seperti transaksi tol biasanya. Di situ, Transceiver atau Reader mengirim sinyal yang ditangkap OBU.
Lalu, sistem akan melakukan validasi OBU kendaraan dan pengecekan saldo. Jika saldo mencukupi maka sistem mengizinkan kendaraan melaju. Terakhir, sistem akan mengurangi saldo sesuai tarif dan merekam data transaksinya.
Tonton video pilihan berikut ini:
Harga Alat JM Access OBU
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tengah melakukan uji coba alat pembayaran tol bernama JM Acces berbasis on board unit (OBU). Pengguna tol yang menggunakan alat ini tak perlu membuka jendela seperti membayar dengan uang tunai maupun elektronik. Berapa harganya?
Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur menerangkan, alat tersebut masih diuji coba pada bus Damri sebelum nantinya dipasarkan secara luas. Dia mengatakan, perseroan belum memutuskan harga jual dari alat tersebut.
Dia bilang perseroan tengah berdiskusi dengan manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang turut mengembangkan produk ini. Telkom, ujar dia, mengusulkan harga Rp 200 ribu-Rp 300 ribu.
"Kalau Telkom bilang sekitar Rp 200 ribu-300 ribu. Kita enggak mau itu masih kemahalan," kata dia.
Seharusnya, Dia menuturkan lebih rendah dari itu. "Kalau bisa lebih murah, itu yang kita bicarakan," kata dia.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Herry TZ berharap JM Acces dijual lebih rendah dari Rp 200 ribu. Ini dalam rangka mewujudkan pembayaran tol tanpa henti atau multi lane free flow (MLFF).
"Kalau tadi teman-teman bilang hari ini masih Rp 200 ribu. Tapi saya berharap harus lebih rendah lagi kalau skala ekonomi besar, kata kunci MLFF penetrasi tadi, bagaimana penetrasi tinggi," ujar dia.
Herry menambahkan, seharusnya uji coba bisa berlangsung dengan cepat sehingga bisa dipasarkan ke masyarakat tahun ini.
"Kita lihat sebulan ini mestinya, bahkan bisa lebih cepat harusnya. Karena teknologi enggak perlu PoC, prove on concept. Koncepnya sudah dicoba negara lain," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment