Liputan6.com, Leicester - Mungkin bagi banyak orang, Enceladus hanyalah bola salju yang melayang di angkasa luar. Namun ahir-akhir ini ilmuwan mempertimbangkan bahwa bulan Saturnus itu berpotensi dihuni oleh makhluk hidup. Pasalnya, bulan yang memiliki diameter 502 kilometer itu memiliki aktivitas hidrotermal di bawah permukaannya. Hal tersebut membuat ilmuwan berpikir bahwa Enceladus berpotensi menyediakan sejumlah hal yang membuat mikrobiologis dapat hidup.
Permukaan Enceladus terdiri atas es dan tersusun oleh bebatuan di dalamnya, di mana samudra hangat berada di antaranya. Samudra itu lah yang diyakini para ilmuwan dapat dijadikan tempat untuk hidup. Enceladus pertama kali ditemukan oleh astronom Inggris William Herschel pada 1789. Bulan tersebut diberi nama pada 1847 oleh anak laki-laki Herschel, John Enceladus pun menjadi satu dari 53 bulan di sekitar Saturnus yang rumit untuk dikaji. Namun hal itu berubah setelah pesawat antariksa Cassini tiba di Saturnus pada 2005. Cassini menemukan adanya air keluar dari retakan di permukaan Enceladus yang membuat ilmuwan bertanya-tanya.
Setelah diamati, ditemukan bahwa partikel es memiliki jejak lain seperti metana, amonia, karbon monoksida, karbon dioksida, dan berbagai garam serta molekul organik sederhana.
Kemudian, ilmuwan juga menemukan nanopartikel silika, yang menginsyaratkan bahwa terdapat aktivitas antara batuan panas dengan air alkali.
"Apa yang kita tahu dari Cassini adalah Enceladus memiliki air mancur yang keluar dari permukaannya," ujar astrobiologi dari Univeristy of Leicester, Lewis Dartnell, seperti dikutip dari Independent, Minggu (16/4/2017).
"Ini memberi tahu kita bahwa bola salju kecil ini, yang lebih kecil dari Inggris dari ujung ke ujung, aktif secara geologis," imbuh dia.
"Planet itu hangat di dalam, di mana terdapat air dalam jumlah besar. Kami tahu ada lingkungan di sana, yang berpotensi dapat ditinggali, di Enceladus. Namun Cassini telah mencicipi apa yang ada di dalam air," jelas Dartnell.
Setelah diteliti, air di Enceladus mengandung molekul hidrogen yang menunjukkan bahwa bulan itu memiliki bahan bakar untuk hidup. Dengan penemuan tersebut, tiga hal yang diperlukan untuk mendukung makhluk untuk hidup terpenuhi, yakni hidrogen, air, dan molekul organik.
Namun bukan itu saja penemuan mengejutkannya. Secara bertahap, kebenaran tentang salah satu bulan Saturnus terungkap. Ternyata efek magnetiklah yang membuat "garis-garis harimau" pada kerak Enceladus. Sementara itu uap air dan bahan organik lainnya ditembak keluar dari celahnya.
"Enceladus merupakan bonus terbesar yang pernah kita peroleh," ujar Profesor Caitriona Jackman dari Univeristy of Southampton yang bekerja dalam misi Cassini. "Ini adalah penemuan luar biasa...Itu bukan lah sorotan atau target utama, tapi ternyata menjadi salah satu yang paling menarik dari bulan Saturnus," imbuh dia.
No comments:
Post a Comment