WASHINGTON: Presiden AS Donald Trump akan berbicara melalui telepon dengan Raja Salman dan penguasa Uni Emirat Arab pada hari Minggu, menyusul kasus larangan perjalanannya untuk beberapa negara mayoritas Muslim, Arab News melaporkan (29/1/2017).
Presiden baru dari Partai Republik, yang menjabat pada 20 Januari, pertama akan berbicara dengan Raja Salman, diikuti oleh putra mahkota UEA, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat.
Baik Arab Saudi maupun UAE antara tujuh negara mayoritas Muslim yang terkena sweeping perintah eksekutif Trump pada Jumat lalu atas pembatasan visa selama 90 hari untuk pendatang atau pengunjung dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.
Tindakan keras terhadap migran, yang juga termasuk suspensi 120 hari dari program pengungsi pemukiman AS, memicu protes di seluruh Amerika Serikat pada hari Sabtu.
Seorang hakim federal pada Sabtu kemarin memblokir larangan imigrasi sementara, memerintahkan pihak berwenang untuk menghentikan mendeportasi para pengungsi dan wisatawan lainnya terjebak di bandara AS.
Trump juga akan berbicara dengan presiden dari Korea Selatan, Hwang Kyo-Ahn, kata Gedung Putih.
Trump direncanakan bertelepon dengan Presiden Korea Selatan terkait isu Korea Utara dalam langkahmaju kemampuan nuklir dan rudalnya. Program rudal Pyongyang dalam mengejar senjata nuklir telah menarik sanksi berulang dari Dewan Keamanan PBB.
Pemimpin rezim Kim Jong-Un mengatakan dalam pidato Tahun Baru bahwa negara itu dalam “tahap akhir” dari mengembangkan rudal balistik antarbenua. ICBM secara teoritis bisa menargetkan Amerika Serikat.
(0)
No comments:
Post a Comment