detik - Madinah - Menyajikan makanan untuk puluhan bahkan ratusan ribu jemaah haji Indonesia tentu tidak mudah. Apalagi jemaah terbiasa dengan cita rasa tertentu. Bagaimana itu bisa dilakukan?
Bagian Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengontrak 13 perusahaan di Madinah 2 bulan sebelum pelaksanaan haji. Nah saat ini, 3 hari sejak kedatangan jemaah haji, pihak perusahaan bekerja keras memenuhi kontrak tersebut.
Mesin khusus pemasak daging (Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
Salah satu perusahaan yang dikontrak adalah PT Al Yasirah Al Arabiyyah for Catering. Hari ini, Minggu (30/1/2017) Waktu Arab Saudi (WAS), Kabid Katering PPIH Arab Saudi, Ahmad Abdullah, dan timnya mengecek perusahaan tersebut. Rombongan ditemui Manajer Operasional PT Alyasirah, Doni Syarif Pramono dan beberapa perwakilan. Doni menunjukkan 'kehebatan' dapur raksasanya.
"Kami beberapa kali diorder Raja (Salman). Kami memiliki 4 restoran dan sanggup menyuplai untuk 50 ribu orang," kata Doni sambil menjelaskan sejumlah alat-alat raksasa untuk mengolah nasi, sayur, hingga daging.
Pengemasan makanan yang telah masak (Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
Ini adalah tahun kedua PT Al Yasirah menyajikan makanan untuk jemaah haji. Tahun lalu mereka menyiapkan 15 ribu porsi, tahun ini naik jadi 18 ribu. Mereka juga menyuplai makanan untuk jemaah haji Mesir dan Turki.
"Soal cita rasa (untuk jemaah Indonesia), nyaris sama seperti makanan Indonesia. Bahan-bahannya kan banyak tersedia di sini," tutur pria lulusan sekolah pariwisata di Bandung yang juga chef ini.
Di pabrik seluas 8.000 meter persegi terdapat banyak ruangan. Mulai dari untuk stok daging, memasak, hingga pengemasan. Ada 18 pekerja asal Indonesia, termasuk Doni.
PT Al Yasirah memenuhi persyaratan sebagai penyuplai makanan jemaah haji Indonesia. Karena itulah, tahun ini perusaahaan tersebut dikontrak lagi. Namun demikian, pengecekan kualitas makanan tetap dilakukan setiap hari.
Dari PT Al Yasirah, rombongan Katering PPIH bergeser ke PT Bahr Harr yang ditempuh dalam waktu 20 menit dengan mobil. Perusahaan ini baru dikontrak untuk musim haji tahun ini. Sepintas luas lahannya tidak sebesar PT Al Yasirah. Hanya saja, mereka juga memiliki alat-alat raksasa untuk memproduksi makanan secara massal.
Saat tim Katering PPIH tiba, makanan sudah selesai dikemas. Ahmad dan tim mengecek isinya. Menurut penilaian mereka, sayur chapcay-nya terlalu berkuah.
"Bisa tumpah kalau seperti ini, jadi tidak menarik untuk dikonsumsi. Kalian kalau menyajikan, selain soal rasa, harus memperhatikan tampilan. Buat jemaah bernafsu, nafsu makan maksudnya," kata Ahmad.
Kabid Katering PPIH Ahmad Hidayat (berkacamata) didampingi Manajer Operasional PT Al Yasirah Doni Syarif (Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
Ahmad dan tim memberi beberapa catatan. Bahkan mereka sempat memberikan tips agar makanan enak, segar, dan tampilannya menarik. Chef yang berasal dari Indonesia dan perwakilan PT Bahr Harr hanya manggut-manggut mengiyakan.
"Tolong diperbaiki. Ini tahun pertama lho," kata Ahmad sebelum meninggalkan lokasi.
Jemaah haji Indonesia mendapatkan jatah makan untuk siang dan malam. Pagi hari mereka mendapatkan sarapan roti. Makanan tersebut disajikan beberapa jam sebelum dikirim ke pemondokan. Harapannya makanan masih segar dan enak dinikmati. Ibadah jadi penuh energi. (try/rna)
No comments:
Post a Comment