Rimanews - BJ Habibie bersama putranya, Ilham Habibie kembali mengembangkan pesawat generasi terbaru yang diberi nama R80 turboprop dengan harga Rp 13 triliun.
Pesawat yang diproduksi PT Regio Aviasi Industri (RAI) itu sudah mulai diproduksi pada tahun ini dan masuk dalam tahap pra prototipe antara lain pemilihan komponen seperti mesin, alat navigasi, sistem pengendali dan lainnya.
Pesawat yang akan mengudara pada 2021 mendatang, digadang-gadang akan mengembalikan kedigdayaan Indonesia di dunia dirgantara setelah pernah meluncurkan N250. R80 memang bukan tanpa kompetitor. Pesawat ATR 72-600 buatan Prancis-Italia akan menjadi pesaingnya di pasar global.
Tapi, tak perlu khawatir, pesawat R80 ini memiliki kualitas lebih dibandingkan pesaingnya itu. Antara lain, pesawat buatan Habibie itu lebih hemat 10-15 persen.
"Dibandingkan dengan ATR 72, pesawat ini juga memiliki badan lebih besar 10% dan lebih panjang 25% dibandingkan ATR-72. Selain itu, kapasitas bisa mengangkut 100-110 penumpang," kata Ilham Habibie Komisaris PT RAI seperti dikutip indonesia-aerospace hari ini.
Rencananya PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menjadi kontraktor pengembangan pesawat R80 yang dikembangkan PT RAI. Habibie melalui RAI bekerjasama dengan PTDI melakukan persiapan pengembangan R80.
Pesawat ini awalnya bisa mengudara pada 2019, namun molor 2 tahun atau baru bisa terbang pada 2021. Meskipun belum jadi, pesawat ini sudah banyak dipesan oleh para maskapai penerbangan dalam negeri seperti NAM Air, Trigana Air, dan Kal Star.
No comments:
Post a Comment