kontan - PYONGYANG. Sebuah laporan rahasia yang bocor ke publik menunjukkan, Rusia terus menunjukkan dukungannya kepada rezim Korea Utara (Korut).
Pada saat yang bersamaan, Korut sesumbar akan menyerang jantung utama Amerika Serikat (AS) tanpa ampun. Saat ini, korut dikabarkan akan melakukan ujicoba rudal balistik terbaru. Selain itu, AS mengindikasikan akan menggelar ujicoba teknologi anti rudal yang dinamakan THAAD.
BACA JUGA :
Sebelumnya, AS dikabarkan sudah menyuplai teknologi ini ke Korea Selatan(Korsel) dengan tujuan untuk mempertahankan diri dari serangan Korut.
Khusus untuk Rusia, sejumlah pengamat mempercayai, dukungan ekonomi Moskow untuk Korut terus berlanjut karena Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakannya sebagai tameng untuk menekan konsesi dari Washington di Ukraina, Suriah, dan beberapa negara lain. Kondisi ini tetap terjadi kendati pemerintahan Trump sudah memberikan sanksi internasional untuk menekan Pyongyang meninggalkan program rudal balistiknya.
"Saat Anda mempertimbangkan perbedaan seluruh poin-poin utama yang dimiliki AS dan Rusia, ini merupakan kesempatan emas bagi Rusia untuk menekan AS sedikit lagi," jelas Harry Kazianis, director of defense studies at the Center for the National Interest.
Dia menambahkan, "Saya tidak akan terkejut jika dalam beberapa bulan dan tahun ke depan, Rusia akan mencapai kesepakatan bahkan kerjasama dengan Korut dengan lebih baik lagi."
Informasi saja, berdasarkan laporan harian Chosun Ilbo Korsel yang mengutip Korea Trade-Investment Promotion Agency, tingkat ekspor Rusia ke Korut meningkat dua kali lipat dalam lima bulan pertama 2017. Sekitar 90% ekspor berkaitan dengan energi.
Ekspor batubara Rusia ke Korut juga melonjak tajam. Demikian pula halnya dengan bahan bakar jet, truk, dan barang-barang lainnya.
Moscow juga dikabarkan membantu Pyongyang dengan mempekerjakan sekitar 50.000 tenaga kerja dari Korut. Mereka bekerja di sektor tambang dan konstruksi di Rusia. Ini menjadi tambang emas yang menjadi pemasukan utama rezim Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong Un dan sangat membantu pembiayaan program senjata nuklir mereka.
"Moscow merupakan kota emerging yang berkembang pesat dan menjadi sumber utama bagi Pyongyang saat China mulai berpikir ulang. Moscow juga yang berada di barisan depan atas sanksi Dewan Keamanan PBB atas Korut," jelas Chosun Ilbo.
No comments:
Post a Comment