JAKARTA - Mempertingati hari buruh internasional atau may day, Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) serta elemen lain akan menggelar unjuk rasa ke Istana Negara. Sekretaris Jenderal KSPI Muhamad Rusdi memperkirakan 80 ribu massa akan bergabung dalam aksi ini.
Rusdi menjelaskan, aksi tahunan ini dipusatkan di depan Istana Negara setelah sebelumnya massa dikumpulkan di bundaran patung kuda. Ada tiga tuntutan utama dari kaum buruh yang akan disuarakan esok hari.
"Kita dari KSPI ada tiga tuntutan, kita singkat Hosjatum," kata Rusdi kepada Okezone, Minggu (30/4/2017).
Pertama, hapuskan outsourcing dan pemagangan. KSPI akan menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghapus Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenaker) No. 36 tahun 2016 tentang penyelenggaran pemagangan di dalam negeri.
"Sesunggunya ini merupakan perbudakan gaya baru karena orang yang sudah lulus sekolah dan kuliah ikut proram pemagangan, bekerja tetapi pendapatan yang diterima hanya uang transport saja," ujarnya.
Kedua, lanjut Rusdi, ia menuntut jaminan sosial dan kesehatan direvisi. Program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan diminta untuk digratiskan bagi sleuruh rakyat.
"Karena faktanya masih banyak warga miskin yg ditolak berobat di rrumah sakit. Kita minta revisi PP No 45 tahun 2015 tentang jaminan pensiun. Karena iuran dan manfaat pensiun kita terendah sedunia," jelas Rusdi.
Ketiga, melalui tuntutan pembatalan PP Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan, KSPI mendorong pemerintah menghapus upah murah.
"Hak buruh dicabut, dihilangkan karena penetapannya hanya berbasisnya pertumbuhan ekonomi saja, selain mencabut hak buruh, juga membatasi kenaikan upah," pungkas Rusdi. (ulu)
No comments:
Post a Comment