AMSTERDAM (Pos Kota) – Ratu Beatrix dari Belanda terlibat polemik dengan pemimpin partai populis PVV, Geert Wilders, yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti Islam. Polemik di antara keduanya menjadi sorotan media Belanda pekan ini.
Geert wilder marah besar karena Ratu Beatrix memakai jilbab ketika berkunjung ke Uni Emirat dan Oman. Menurut Wilders, jilbab merupakan simbol penindasan.
Atas tuduhan itu, Ratu Beatrix dengan tegas menyebut tuduhan Wilders sebagai “omong kosong”.
Ratu Belanda menggunakan kerudung saat mengunjungi masjid di Abu Dhabi dan Muskat dalam kunjungan kenegaraan di Uni Emirat Arab dan Oman, pekan ini. Ratu Belanda berkerundung kontan jadi sasaran komentar partai anti Islam PVV.
Ucapan Ratu Beatrix hari Kamis (12/01) dalam pertemuan dengan pers Belanda di Oman memancing banyak reaksi. Sebagai kepala negara Beatrix harus selalu bersikap netral, tidak boleh memihak, baik yang menyangkut politik, partai atau golongan manapun. Dengan komentar yang tegas itu, menurut koran de Volkskrant, Ratu Beatrix tidak lagi menjadi ratu bagi semua warga Belanda, dalam hal ini elektorat partai populis PVV.
PERANG MULUT
Menurut koran de Telegraaf, masalahnya terletak di Perdana Menteri Mark Rutte. “Perang mulut” antara Beatrix dan Wilders muncul karena sang perdana menteri tidak sigap menjawab komentar Wilders, ketika ratu menggunakan kerudung saat mengunjungi masjid pertama kali di Abu Dhabi.
Karenanya, tegas de Telegraaf, ratu merasa perlu berkomentar dalam pertemuan dengan pers Belanda di Muskat, Oman.
Komentar ratu, demikian menurut koran Trouw langsung menerpa isu yang sangat peka yaitu pemakaian kerudung oleh para wanita Muslim di Barat. Belum pernah, ratu secara begitu terbuka campur tangan dalam sebuah diskusi politik, demikianTrouw,
SUDAH JEMU
Menurut koran Algemeen Dagblad, ratu sudah jemu dengan kritik bertubi-tubi yang selalu dilontarkan pemimpin partai populis PVV itu terhadap agama Islam. Wilders selalu menyebut pemakaian kerudung sebagai lambang penindasan terhadap perempuan Muslim.
Yang menarik komentar koran NRC Handelsblad. Dalam tajuknya koren sore itu menyarankan, sebaiknya Sang Ratu tidak melayani tuduhan Wilders.
Menurut UUD Belanda, sebagai lambang negara, Ratu Belanda tidak boleh menyampaikan pendapat pribadi. Ia harus berdiri di atas semua golongan masyarakat dan partai politik. Pemerintah yang harus memberi penjelasan semua hal yang yang dilakukan kepala negara.
Pemerintah dalam hal ini perdana menteri sebagai pemimpin kabinet yang juga bertanggung jawab atas segala tindak-tanduk ratu sebagai kepala negara.(RNW/dms)
No comments:
Post a Comment