بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Lokomotif D 52, Lokomotif Uap Tercepat di Indonesia
Go Green

Clock Link

Tuesday, March 6, 2012

Lokomotif D 52, Lokomotif Uap Tercepat di Indonesia

sumber: kaskus.us

Lokomotif D52


Mulai tahun 1950, DKA (Djawatan Kereta Api) mengadakan modernisasi lokomotif dengan membeli 100 lokomotif uap D 52 dari pabrik Krupp (Jerman). 100 lokomotif D 52 didatangkan secara bertahap pada tahun 1950 - 1955.*Lokomotif D 52 bersifat multiguna, artinya dapat dioperasikan untuk menarik kereta penumpang atau kereta barang baik di daerah datar maupun pegunungan. 10 lokomotif D 52 berada di Sumatra Selatan dan sisanya berada di Jawa.

Kontruksi lokomotif uap D 52 merupakan scaled down dari lokomotif uap BR 41 yang ada Jerman. Secara fisik, bagian depan lokomotif D 52 terdiri dari ketel uap(boiler), ruang pembakaran, piston, batang penggerak dan roda penggerak, ditambah roda idle bila diperlukan. Sedangkan di bagian belakang terdiri dari kabin masinis dan tempat bahan bakar (batubara atau minyak residu). Lokomotif D 52 memiliki susunan roda 2-8-2, artinya terdapat 4 roda penggerak serta 1 roda idle di depan dan 1 roda idle di belakang. Bahan bakar untuk lokomotif D 52 dapat berupa batubara atau minyak residu. Minyak residu masuk ke tungku dengan menggunakan injector khusus sehingga pintu tungku tidak perlu dibuka-tutup. Kelemahan bahan bakar minyak residu ini adalah asap yang dihasilkan berwarna hitam pekat. Lokomotif D52 memiliki panjang 20632 mm, berat 72 ton, daya 1600 HP (horse power) dan kecepatan maksimum 120 km/jam. Lokomotif D 52 dilengkapi dengan #smoke deflector

Lokomotif D 52 digunakan untuk menarik kereta barang batubara di Sumatra Selatan. Sementara di Jawa, lokomotif D 52 digunakan untuk penarik kereta barang atau kereta penumpang jarak jauh pada rute Surabaya - Yogyakarta - Purwokerto - Jakarta. Peran Lokomotif uap D52 sebagai penarik kereta penumpang jarak jauh mulai digantikan oleh lokomotif diesel BB301 yang datang pada tahun 1964. Lokomotif D 52 juga menarik kereta api penumpang jarak menengah seperti pada rute Surabaya - Malang, Surabaya - Madiun, Surabaya - Yogyakarta dan Semarang - Yogyakarta.

Walaupun beroperasi masih kurang dari 30 tahun, lokomotif uap D 52 ini kemudian tidak lagi dioperasikan sejak 1983 seiring dengan penggantian lokomotif uap dengan lokomotif diesel. Dari 100 lokomotif uap D52, saat ini hanya tersisa satu buah yaitu D 52 099 yang saat ini dipajang di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta).

*Walaupun disitu tertulis bisa digunakan di daerah pegunungan, sebenarnya lokomotif D 52 kurang cocok berada di daerah pegunungan karena lokomotif ini 'liar', seperti ingin lari terus. Padahal berjalan kencang di daerah pegunungan bisa fatal akibatnya. Akhirnya, lokomotif D 52 hanya dinas sebentar di daerah pegunungan.


#Smoke Deflector


Smoke deflector adalah alat yang berguna untuk menciptakan arus udara yang mengangkat asap keluar dari cerobong, agar asap tidak menempel pada lokomotif dan mengganggu pandangan masinis.















1 comment:

  1. Jadi D52001 s/d D52100 kecuali D52099 yang diTaman Mini Indonesia Indah sejak 1983 tidak ketahuan ujung rimbanya. Atau setidaknya Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) saat itu punya Journal Harian D52001 s/d D52100 di Balai Besar Pemeliharaan KA Stasiun Manggarai Jakarta Timur. Kalau saat ini masih bisa didapatkan sisa-sisa rongsokannya, apa PT INKA Madiun tidak dapat membeli cetak birunya kepada Fried Krupp Jerman lalu mengerahkan industri-industri baja nasional mendapatkan hak lisensi rekondisi D52 oleh ahli-ahli kita. Bahan bakar batu bara kan hampir bukan masalah buat kita. Dari pada ekspor batu bara, mending buat D52 dan PLTMU. Untung pariwisata dan energi listrik.

    ReplyDelete